Menaklukkan Jeram
Sungai Elo
MAGELANG punya banyak destinasi wisata.
Salah satunya wisata arung
jeram (rafting) menyusuri sungai Elo
yang cukup memacu adrenalin. Lokasi
sungai Elo terletak di desa Pare, Blondo Mungkid, Magelang. Meski kalah seru
dibanding arung jeram di kali Progo, menyusuri keindahan sungai
Elo dapat menjadi penawar rindu bagi pecinta
wisata air.
Anda tak perlu takut untuk mencoba rafting di Elo karena aliran
arus sungai cukup mudah ditaklukkan. Jeram-jeram
yang dimiliki masuk kategori 2 sampai dengan 3, artinya memiliki
tingkatan bahaya yang rendah. Sehingga rafting di Elo cukup ramah bagi pemula,
bahkan bagi yang belum pernah melakukan arung jeram sekalipun. Anda bisa mengajak keluarga, termasuk anak berumur
minimal 7 tahun.
Sebelum berarung jeram, para pemandu atau skipper dari operator rafting yang Anda pilih akan
mempersiapkan segalanya. Sebelum naik
perahu peserta diberikan briefing
singkat tentang cara menggunakan perlengkapan mulai dari helm, rompi pelampung
serta cara menggunakan dayung. Peserta wajib melapor kepada pihak operator
apabila menderita penyakit khusus, seperti asma, jantung dan
sebagainya. Peserta tidak diperkenankan membawa peralatan lain, kecuali obat
atau barang penting setelah mendapat izin dari pemandu. Untuk barang-barang
tersebut, pihak operator telah menyediakan drybag,
yaitu sebuah tas anti air. Semua operator arung jeram memulai rute dari
bawah jembatan Blondo yang juga merupakan starting point. Satu perahu dapat diisi oleh 4-6 orang dewasa dan satu
pemandu, jika ada anak-anak maka akan disesuaikan dengan berat tubuh serta
keseimbangan perahu.
Anda akan
merasakan sensasi keseruan saat menyusuri
sungai dengan jarak 12
kilometer, dan waktu yang dibutuhkan untuk pengarungan sekitar
2,5-3
jam. Sungai Elo sendiri merupakan anak sungai Progo
yang berkarakter penampang sungai sempit dengan debit air cukup stabil
sepanjang tahun. Sepanjang jalur sungai pada trip ini, didominasi air tenang
atau flat, namun beberapa jeram cukup mampu menggoncang perahu.
Selain track yang panjang, sungai
ini mempunyai tingkat keekstreman arus aliran sungai yang berbeda-beda. Di sisi
lain, Anda juga dapat menikmati keindahan panorama di sekelilingnya berupa pepohonan
di
kanan kiri yang menghadirkan suasana adem. Selain itu
aliran-aliran air kecil yang mengalir di dinding tebing bukit sekitar sungai,
menambah asri suasana di sekitar sungai. Setelah perahu karet mulai berjalan, Anda bisa melihat
beragam satwa yang ada di sekitar sungai, seperti burung, bebek
dan jika Anda beruntung ikan sebesar telapak tangan manusia kadang terlihat
melompat ke permukaan air, dan bisa masuk ke perahu
karet. Anda juga dapat
berinteraksi dengan penduduk sekitar yang sedang memancing di pinggir sungai. Saat
kail mereka disambar ikan bisa menjadi pemandangan yang menarik.
Saat Anda memilih rafting pada sore hari,
cahaya matahari yang mulai menguning, menembus celah dahan pepohonan dan
menerpa dinding-dinding tebing di sekitar lokasi sungai, menjadi pemandangan
yang eksotis.
Permainan Jeram
Memasuki lokasi-lokasi ‘’ekstrem’’
di sungai Elo menghadirkan pengalaman tersendiri. Arus air yang deras dengan
batuan-batuan yang besar akan membuat perahu karet tergoncang dan membuat Anda akan merasakan sensasi wahana air yang
menyenangkan.
Gelak tawa dan ekspresi riang dari para pengunjung akan terlihat dan menambah
keseruan saat melewati jeram yang deras dan perahu
sengaja ditabrakkan ke batu besar atau tebing sungai oleh skipper.
Jeram pertama
yang Anda lalui setelah melewati starting point adalah jeram
Sesek. Air beriak yang cukup panjang ini lumayan menggoyang-goyang perahu karet
yang awalnya tenang. Ini
merupakan jeram selamat datang, yang artinya masih ada banyak jeram yang menanti
di sepanjang sungai Elo. Ada sekitar 5 jeram di sungai Elo yang terbilang menantang adrenalin bagi pemula. Mengarungi jeram-jeram tersebut bisa dibilang sebagai pemanasan atau pengenalan bagi peserta sebelum mencoba arung jeram
di sungai Progo. Di jeram-jeram ini, biasanya perahu terjebak di antara
bebatuan sehingga perahu berhenti tak bisa berjalan. Di sini peserta
rafting bisa mempelajari bagaimana
melepaskan perahu jika terjebak pada bebatuan,
mengarahkan perahu, dan sebagainya.
Kondisi
medan yang tergolong aman bagi pemula
memungkinkan bagi peserta
mendapat arahan dari pemandu secara santai.
Selain
memberikan pelajaran tentang bagaimana mengatasi perahu yang terjebak di
bebatuan, pemandu arung jeram biasanya akan mengajak
Anda melakukan permainan air atau ‘’mengerjai’’ peserta. Kondisi air sungai Elo pada musim kemarau yang nampak jernih dan berarus
tenang memang cukup ideal untuk melakukan berbagai permainan air. Salah satu yang
asyik adalah permainan flip plop atau putar perahu. Pada permainan ini, empat orang yang berada di bagian belakang diminta berdiri di atas
perahu dan dua orang lagi mendayung perahu sehingga perahu tersebut memutar.
Karena tidak mampu menjaga keseimbangan, akhirnya peserta yang berdiri jatuh ke
air.
Ada juga permainan spinning atau sekadar berenang menikmati
dinginnya air kali dan menikmati manfaat pelampung arung jeram. Renang jeram berbeda dengan berenang di kolam renang atau
di laut karena memiliki gerakan tertentu. Posisi badan di air, terlentang
dengan kaki berada di depan seperti sedang mengayuh sepeda. Gerakan ini
berfungsi untuk menjaga tubuh supaya bisa tahu di mana ada batu atau benda
lainnya sehingga tidak terantuk kepala terlebih dahulu.
Setelah selesai
mengarungi beberapa jeram serta beberapa manuver permainan, pengarungan pun dilanjutkan.
Jeram-jeram berikutnya tak kalah seru. Apalagi ketika perahu sengaja dibalikkan oleh skipper dan peserta
tersebur ke sungai. Tak jauh dari tempat
perahu dibalikkan, ternyata ruas sungai
menyempit. Di penyempitan ini arus tidak terlalu deras, dan Anda akan merasakan sensasi seolah menyusuri
Green Canyon versi Elo.
Di tengah perjalanan atau sekitar 8 kilometer jarak yang telah ditempuh, Anda akan diajak
berhenti sejenak untuk berhenti di pos peristirahatan. Anda bisa menikmati kelapa
muda atau wedang jahe serta snack tradisional sebagai pelepas lelah
dan dahaga. Setelah cukup beristirahat, Anda kembali melanjutkan perjalanan.
Mendekati finish point di jembatan Mungkid, ada
satu hal menarik yang bisa Anda temui. Di antara bebatuan besar yang ada di pinggir sungai,
ada satu batu unik. Pada batu tersebut,
sebuah jejak besar terlihat. Konon, itu adalah tapak Buddha. Ternyata setelah rafting selesai dan kembali ke meeting
point, tapak Buddha itu bukan hal yang aneh. Karena batu bertapak kaki tersebut berada tepat di
belakang Vihara Buddha Mendut.
Berapa biaya yang harus Anda keluarkan untuk bisa
menikmati wisata petualangan ini? Biaya yang dipatok akan disesuaikan
dengan paket trip yang disediakan serta jarak tempuh yang akan diambil. Mulai
dari Rp.750.000
hingga Rp.1.500.000 untuk 6 orang. Biaya tersebut
meliputi semua
peralatan dan paket konsumsi.
rafting sungai elo, sampai jumpa di trip berikutnya , salam hangat :)
BalasHapus