Kamis, 15 Januari 2015

Warung Semawis Semarang

Berpetualang Kuliner di Lorong Pecinan Semarang


Jika Anda berkunjung ke Semarang pada akhir pekan, jangan lewatkan petualangan kuliner di Warung Semawis.



Warung Semawis adalah pasar malam makanan Semarangan yang bertempat di sepanjang Gang Warung setiap akhir pecan : Jumat, Sabtu, Minggu, mulai pukul 16.00-24.00 WIB. Pasar Malam tersebut diselenggarakan oleh Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata), didukung Pemerintah Kota Semarang.  Warung Semawis bisa menjadi tujuan untuk berburu makanan kelangenan dan bersantai bersama keluarga dan teman, juga tempat berlangsungnya kehidupan malam yang sehat.
Lokasinya tak jauh dari Johar Plasa atau Plasa Semarang di Jl. KH. Agus Salim, Semarang. Dari pusat kota, Simpanglima, tak sampai sepuluh menit perjalanan sudah sampai di Warung Semawis.  Ada beberapa jalan yang bisa dipilih untuk mencapai tujuan. Dari jalan Gajahmada, Anda bisa masuk lewat jalan Wotgandul Barat menuju Plampitan ke  Kranggan. Dari jalan Gajah Mada juga dapat masuk langsung ke jalan Kranggan lewat perempatan Depok. Jalur lain adalah lewat pasar Johar atau Jurnatan, masuk lewat jalan Pekojan dan bisa parkir di jalan Gang Pinggir. Dan, Anda tak perlu  bingung untuk memarkir motor atau mobil. Saat Warung Semawis digelar, beberapa jalan di Pecinan ditutup salah satu ujungnya, yaitu jalan Gang Besen, Gang Tengah, Gambiran, Gang Belakang dan Gang Baru. Jalan - jalan tersebut dapat digunakan untuk parkir kendaraan pengunjung Pasar Semawis.
Memasuki kawasan Warung Semawis, suasana hangat dan kekeluargaan begitu terasa. Tak salah jika tempat ini dijadikan ajang reunian atau kumpul-kumpul. Penataan lokasi di sini cukup nyaman, karena stan-stan yang ada berjejer rapi di sebelah kiri, dan di sebelah kanan diselingi arena tempat duduk yang cukup representatif untuk makan dan nongkrong. Suasana Warung Pecinan juga cukup eksotis, karena kiri kanan Gang Warung berdiri bangunan-bangunan tua. Semakin larut malam, meja-meja dan kursi makan yang ada di sepanjang jalan, hampir penuh dengan pengunjung yang asyik berbincang dan menikmati sajian. Soal pilihan makanan dan menu, tentulah setiap orang punya selera masing-masing.



Tak cukup sehari untuk menikmati puluhan stan makanan di  sini. Jenis makanan yang ditawarkan tidak hanya terbatas pada kuliner khas Semarang tapi juga makanan yang mewakili komunitas Arab, Pakistan, dan India, dan tentu saja China. Meski demikian, makanan khas Ibukota Jawa Tengah tetap mendominasi. Hampir semua hidangan khas Semarang tersedia, mulai dari ontbijtkoek dan kue almond toko Oen yang klasik, tahu pong Peloran, es puter Cong Lik yang legendaris, sampai sate ayam jalan Gajah Mada. dan tentu saja lunpia Semarang, pisang planet, nasi ayam Karangturi, nasi gudeg Mbok Sireng, nasi pindang, nasi goreng babat, bakmi Jawa, nasi pela, dan masih banyak lagi. Tak hanya itu, berbagai minuman dan makanan ringan juga bisa dijumpai di sini seperti wedang ronde, wedang kacang tanah, wedang tahu, aneka teh dengan berbagai merek tempo dulu. Panganan lain seperti serabi kuah khas Kalicari, kue pukis aneka rasa (cokelat, keju, kismis, pandan) semuanya menggoda untuk Anda nikmati. Harga makanan dan minuman berkisar Rp. 2.500,00 – Rp. 25.000,00.  Bagi kaum muslim, tenang saja, Anda tetap bisa menikmati aneka makanan di sini, karena banyak makanan yang halal dan beberapa stan bahkan memberikan label tanda halal.



Es Conglik dan Tahu Pong
Jika ke Warung Semawis, jangan lewatkan untuk mampir ke stan es Cong Lik, yaitu es puter yang cukup melegenda di Semarang, sudah ada sejak tahun 1944.  Proses pembuatan es puter ini cukup unik, dibuat dari adonan santan kelapa yang dimasukkan ke dalam tabung yang terbuat dari logam dan kemudian d rendam di dalam ember yang diisi penuh pecahan es batu dan garam. Kemudian tabung diputar-putar hingga santan tadi membeku menjadi es yang rasanya sangat gurih.
Es conglik ini biasanya disajikan dalam mangkuk kecil. Dalam satu piring Anda bisa menikmati dua rasa yang berbeda.dengan berbagai macam varian rasa,  durian, kelapa muda, kopyor, coklat, leci, sirsat, blewah, klengkeng, kacang hijau, sawo, dan alpukat. Topingnya pun bermacam-macam, kita bisa minta serutan kelapa muda, roti tawar, jeli maupun pacar China merah. Yang istimewa dari es puter ini selain sangat terasa buahnya, aromanya wangi dan butiran esnya lembut membelai lidah. Hanya dengan membayar Rp 8000, Anda bisa menikmati dua varian rasa es krim.
Selain rasanya yang nikmat, Es Cong Lik juga punya sejarah. Penamaan es krim Cong Lik ini konon berawal lantaran si empunya sudah berjualan es puter ini sejak belia. Saat ia berjualan es krim dengan menggunakan gerobak dorong sehingga muncullah sebutan dari pembelinya yaitu Cong Lik alias 'Kacung Cilik'. Kacung merupakan bahasa Jawa untuk sebutan pembantu laki-laki kecil. Sebutan tersebut populer hingga kini. Es puter buatan Cong Lik juga terkenal karena tidak memakai bahan pengawet dan pewarna buatan. Jangan heran kalau es krim ini hanya bertahan sekitar dua jam saja.





Jika Anda ingin menikmati manis gurihnya serabi, coba saja ‘’Serabi Kuah Khas Kalicari’’. Serabi ini disajikan unik. Bentuk serabinya kecil-kecil seukuran tutup gelas standar, dengan rasa asin gurih. Jika ingin menikmati serabi komplit, maka serabi akan disajikan bersama bubur sumsum, bubur candil, dan klepon, kemudian disiram dengan kuah santan dan kinca (karamel gula merah). Namun jika tak mau terlalu kenyang, Anda bisa menikmati serabi kuah saja, tanpa campuran bubur dan klepon. Harga makanan ini cukup murah, Rp 5000,-.
Ya, makanan khas Semarang memang banyak macamnya. Salah satu camilan yang tak terlalu berat adalah ‘’Pisang Plenet’’ yang sudah ada sejak tahun 1960. ‘’Plenet’’ sendiri merupakan sebutan orang Semarang yang artinya memencet alias memipihkan. Jajanan ini dulu dijual di gerobak-gerobak dorong dan mangkal di sepanjang jalan Gajah Mada Semarang pada sore hari. Biasanya sang penjual memakai pisang kepok yang sudah matang sehingga mudah untuk dipencet-pencet dan rasanyapun manis. Pertama-tama pisang dibakar diatas arang dengan bara api kecil. Setelah pisang layu dan sedikit gosong kehitaman barulah diangkat dan ditaruh di atas wadah, kemudian ditekan-tekan dengan papan kecil hingga nyaris pipih. Setelah pisang pipih barulah si penjual mengolesi seluruh permukaannya dengan margarin. Untuk isinya bisanya ditawarkan tiga pilihan yaitu cokelat meises, gula bubuk, atau selai nenas buatan sendiri. Setelah dioles barulah ditangkup dengan sepotong pisang pipih lagi sehingga mirip setangkup roti tawar. Citarasa pisang plenet tak pernah berubah. Rasa pisang kepok yang manis, dicampur taburan gula dan coklat atau selai nanas, terasa nikmat di lidah.







Jika ingin menikmati menu utama, coba saja dua jenis makanan berikut: Tahu Pong dan Nasi Ayam. Menu Tahu Pong Semarang, hasil akulturasi budaya China dan Jawa. Kuliner dengan bahan dasar utama tahu goreng ini mulai dikenal di Semarang sejak tahun 1930-an. Nama tahu pong berasal dari kata ‘’kopong’’ atau kosong. Tahu yang digunakan untuk membuat hidangan tahu pong memang merupakan tahu yang kosong tidak ada isinya. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa nama pong berasal dari kata ‘phong’ yang dalam dialek Banlam (Hokkian Selatan) berarti menggembung. Hal ini cukup masuk akal mengingat pada mulanya tahu adalah makanan khas China yang dalam bahasa Hokian disebut dengan ‘tauhu’ (kedelai yang difermentasi), yang kemudian menyebar ke wilayah Asia Timur, Asia Tenggara, hingga ke seluruh dunia.
Tahu goreng yang lezat ini kemudian disandingkan dengan sambal petis dan acar lobak. Petis inilah yang merupakan kuliner asli Indonesia. Berbeda dengan terasi yang dikenal hampir di seluruh kawasan Asia Tenggara, petis hanya dikenal di Indonesia khususnya di pesisir utara Jawa. Dua jenis makanan dari dua budaya yang berbeda ini kemudian disandingkan dalam satu wadah sehingga terciptalah menu tahu pong yang mampu menggugah selera. Anda yang suka pedas bisa menambahkan cabai yang telah diulek ke dalam petis yang telah dicairkan. Kemudian makanlah tahu bersama dengan sambal tersebut, sensasi gurih, asin dan manis segera terasa di mulut. Jangan lupa tambahkan acar lobak yang asam dan segar sebagai penyeimbang rasa. Untuk bisa menikmati tahu pong, Anda harus merogoh kocek Rp 10 ribu-20 ribu.



Makanan lain yang tak kalah lexatnya adalah Nasi Ayam yang bercitarasa manis asin. Hidangan pendamping nasi gurih berupa ayam, telur bacem,  sambal goreng jipan, tahu bacem, dan kuah santan bumbu opor. Ini adalah perpaduan yang ciamik dalam santapan.Tambahan lauk pendampingnya adalah sate ayam, tempe, tahu goreng atau kerupuk, yang semuanya bisa dinikmati bersama keluarga. Nasi Ayam ini disajikan dengan daun pisang yang dibentuk seperti pincuk (lilitan). Sekilas menu ini mirip dengan nasi liwet yang terkenal di Solo. Akan tetapi, warga Semarang merasa memiliki cita rasa tersendiri dalam mengolah nasi ini. Sendoknya pun hanya berupa daun pisang diganti dengan sendok logam atau sendok plastik bebek. Nasi ayam khas Semarang ini sangat digemari karena harganya yang murah meriah dan rasanya pas di lidah seluruh lapisan.






Karaoke Jalanan

Warung Semawis sendiri semula merupakan sebuah kegiatan yang hanya digelar saat menjelang perayaan Imlek. Namun atas prakarsa komunitas Pecinan Semarang, maka diadakan sebuah pasar yang menghimpun para pedagang agar mereka mempunyai lahan strategis untuk menarik minat wisata. Berbeda dari pusat jajan lain, Warung Semawis dengan setting lorong Pecinan dibuka untuk tujuan yang lebih jauh, yaitu menciptakan ruang interaksi bagi warga dengan komunitas-komunitas lain.
Jika mengunjungi Warung Semawis menjelang perayaan Imlek, di berbagai sudut Kawasan Pecinan dihiasi berbagai macam hiasan seperti lampion merah atau spanduk di mana-mana. Selain itu  juga ada pertunjukan kesenian dan kebudayaan China seperti opera klasik, barongsai, wushu, wayang potehi (wayang golek khas Tionghoa), seni kaligrafi, konsultasi Feng Shui, hingga pengobatan tradisional khas China.
Di samping menghadirkan aneka macam kuliner khas kota Semarang, Warung Semawis juga diramaikan oleh berbagai stan yang menjajakan aneka ragam barang, mainan anak. aksesoris, mulai dari pakaian, buah-buahan segar, peramal dan tukang pijat tradisional.




Bagi Anda yang  ingin memiliki aksesoris khas Tiongkok, seperti aneka gelang, kalung giok, batu mulia, patung Budhha juga ada di sini. Ada beberapa pedagang yang tidak bisa memakai bahasa Indonesia untuk bertransaksi. Tapi jangan khawatir, mereka sangat pandai memakai bahasa isyarat, kalau ingin menunjukkan kesepakatan harga mereka akan menunjukannya memakai kalkulator.
Tak hanya itu, Warung Semawis juga membuka tenda khusus ‘’karaoke jalanan’’ yang bisa diikuti oleh siapa saja. Tenda karaoke merupakan tujuan bagi yang ingin menyalurkan kegemaran atau unjuk kebolehan tarik suara. Terutama pada malam Minggu, orang dengan sabar menunggu giliran untuk menyanyi, sambil mengobrol. Umumnya peminat karaoke adalah mereka yang fasih menyanyikan lagu-lagu Mandarin dan generasi tua. Jangan kaget jika anda harus mengantri untuk bisa mandapatkan giliran. Lantunan lagu-lagu Mandarin ini akan menjadi teman sempurna acara santap di Warung Semawis.


Eksotisme Klenteng Pecinan

Puas bersantap di Warung Semawis, jangan buru-buru pulang. Anda bisa berkeliling di sekitar kawasan Pecinan. Anda bisa menelusur gang-gang yang ada di Kawasan Pecinan karena hampir di setiap gang terdapat klenteng yang masing-masing  memiliki keunikan dan nilai sejarah yang tinggi. Beberapa klenteng tersebut misalnya Klenteng Tay Kak Sie yang terletak di Gang Lombok No 62 Semarang. Ada lagi klenteng Siu Hok Bio (1753) di Jalan Wotgandul Timur, Kelenteng Liong Hok Bio di Gang Pinggir, Kelenteng Tek Hay Bio, Klenteng Hoo Hok Bio (1792), Klenteng Tong Pek Bio, Klenteng Kong Tik Soe di Jalan Gang Pinggir, Klenteng Wie Wie Kiong dan Klenteng See Hoo Kiong di Jalan Sebandaran I, dan Klenteng Grajen.
Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok merupakan klenteng induk dari seluruh klenteng di Semarang. Klenteng ini menjadi salah satu obyek wisata religi di Kota Semarang. Nama kelenteng yang menyiratkan napas Budhisme tersebut menjadi simbol heroisme etnis China di Semarang. Selain menjadi monumen perlawanan masyarakat China terhadap penjajahan, kelenteng ini juga menjadi simbol perlawanan masyarakat China terhadap ketamakan saudagar Yahudi yang dulu menguasai Klenteng Sam Poo Kong.




Tay Kak Sie didirikan pada tahun 1746. Tay Kak Sie tertulis pada papan nama besar di pintu masuk Kelenteng, dengan catatan tahun pemerintahan Kaisar Dao Guang (Too Kong dalam bahasa Hokkian) 1821 - 1850 dari Dinasti Qing (Cing dalam bahasa Hokkian) adalah nama yang berarti ‘’Kuil Kesadaran Agung’’. Klenteng ini pada mulanya hanya untuk memuja Dewi Kwan Sie Im Po Sat, Yang Mulia Dewi Welas Asih, meski kemudian berkembang menjadi Kelenteng yang juga memuja Dewa Dewi Tao lainnya.  Klenteng Tay Kak Sie mempunyai dewata tuan rumah adalah Guan Yin Pu Sa (Kwan Iem Po Sat). Selain itu, Klenteng Tay Kak Sie merupakan klenteng terbesar (dalam arti banyaknya dewata) di kota Semarang.
Klenteng lainnya yang tak boleh Anda lewatkan adalah klenteng tertua Siu Hok Bio di Jalan Wotgandul Timur. Klenteng ini didirikan tahun 1753 sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diterima oleh penduduk sekitar Cap Kauw King. Kelenteng ini masih mempunyai warisan yang berusia tua berupa cincin pegangan pintu dan ukiran pada ambang atas pintu klenteng.
Sementara itu klenteng terbesar di kawasan Pecinan adalah Wie Wie Kiong di Jalan Sebandaran I. Klenteng ini memiliki kolam hias di atrium depannya yang menjadi simbol bahwa semua masalah ada solusinya. Keunikan klenteng ini berupa patung manusia yang bentuknya dipengaruhi oleh gaya arsitektur Eropa.
Satu lagi klenteng di Jalan Sebandaran I adalah Klenteng See Hoo Kiong. Berbeda dengan klenteng lain yang memuja dewa-dewi, klenteng ini memuja Dewa Pedang. Keunikan klenteng ini adalah memiliki sumur yang terletak di halaman depan yang menurut legendanya merupakan tempat ditemukannya pedang. Klenteng lainnya berada di jalan Gang Pinggir, yaitu Klenteng Tek Hay Bio yang diartikan sebagai Kuil Penenang Samudera sehingga klenteng ini disebut juga sebagai Klenteng Samudera Indonesia. Hal ini dijabarkan dalam bentuk ornamen dengan dominasi unsur laut. 
Selain menikmati keindahan klenteng yang berumur ratusan tahun, kita juga bisa menikmati suasana kehidupan masyarakat Tionghoa yang masih menjunjung tinggi tradisi. Kawasan ini terasa makin hidup saat malam hari menjelang peringatan Imlek. Banyak ornamen dan hiasan khas China terpasang rapi di sepanjang gang-gang dan halaman rumah warga. Mengunjungi


Rabu, 14 Januari 2015

The Peak Hong Kong

Menikmati Hutan Beton
Dari ‘’Teras Langit’’  The Peak



 Anda mengunjungi Hong Kong dan tak punya banyak waktu untuk berkeliling objek wisata pulau yang dijuluki Mutiara dari Timur ini,  hanya ada satu tempat yang tak boleh dilewatkan.  The Peak, yaitu lokasi tertinggi di Hong Kong, berada sekitar 525 meter di atas permukaan air laut. The Peak merupakan kawasan elit sejak zaman kolonial. Dari titik tertinggi ini, Anda bisa melihat hutan beton berupa gedung-gedung pencakar langit yang ada di pulau Hong Kong.
            Untuk menuju ke sana, Anda bisa menggunakan Peak Tram  (kereta mekanik/kereta kabel) ataupun melalui jalan darat biasa. Anda sebaiknya melakukan perjalanan sampai ke puncak, sebelum matahari terbenam, dan kembali dari The Peak ketika sudah agak malam, sehingga view kota Hong Kong terlihat cantik dengan kerlap kerlip lampunya. Dan  untuk menghemat biaya,  Anda bisa naik Peak Tram dan membeli ‘’3 in 1 Combo Package’’  yang sudah mencakup tiket tram pergi pulang,  tiket masuk ke Madam Tussaud, dan Sky Terrace (tempat pengamatan di puncak  gedung The Peak), seharga HKD$190 untuk dewasa dan HK$ 98 untuk anak (3-11 tahun).



            Untuk mencapai The Peak, para wisatawan  umumnya lebih menyukai naik tram daripada naik mobil, karena memberikan pengalaman visual tersendiri. Dengan naik kereta, Anda akan melihat gedung-gedung pencakar langit berdesir saat  kereta membawa menuju puncak.
Stasiun tram menuju The Peak bernama Peak Tram Lower Terminus. Setelah membeli tiket, Anda akan menuju antrean yang cukup panjang, terlebih pada saat musim liburan.  Untung saja jalur antrean melewati Historical Gallery. Sambil menunggu penumpang bisa melihat koleksi memorabilia mengenai The Peak Tram.  Di antara koleksi yang ada di Historical Gallery terdapat sebuah replika dari generasi pertama (1888-1926) gerbong Peak Tram, serta replika dari Haulage Room tahun 1926, yaitu ruangan yang menjadi tempat untuk menarik Tram naik dan turun The Peak selama 60 tahun.
            The Peak Tram  sendiri dibangun tahun 1881 oleh Alexander Smith  dan mulai dioperasikan tahun 1888, merupakan sarana transportasi umum mekanik pertama di Hong Kong dan kereta kabel tercuram di dunia. Ketika pertama kali dijalankan, Peak Tram adalah satu-satunya alat transportasi menuju puncak selain tandu dan kereta berkuda. Tram ini awalnya menggunakan tenaga uap, kemudian diganti menggunakan tenaga listrik sejak tahun 1926.



            Layaknya kereta api di Indonesia, sejak tahun 1989 Peak Tram memiliki dua gerbong dengan kapasitas kursi masing-masing untuk 120 orang (95 duduk dan 25 berdiri). Pada saat-saat sepi hanya satu gerbong yang dioperasikan. Peak Tram beroperasi dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB dengan interval waktu 10 sampai 15 menit.


Melihat dari ‘’Teras Langit’’

            Ada pemandangan yang menarik saat Peak Tram datang. Penumpang berhambur, berebutan untuk mendapatkan tempat duduk. Karena para penumpang pada umumnya tak ingin berdiri dan ingin duduk di dekat jendela agar bisa melihat pemandangan dengan jelas, Saat tram mulai berjalan, mendaki jalur yang ketinggiannya sekitar 396 meter dari permukaan laut, Anda akan merasakan sensasi naik kereta yang berbeda. Saking curamnya, gedung-gedung yang Anda lewati kelihatan condong. Jika di dalam kereta umumnya Anda dapat duduk hadap-hadapan, di Peak Tram tidak memungkinkan, karena penumpang bakal terjungkal. Semua harus duduk menghadap ke atas.
                Perjalanan dengan tram ini cukup mendebarkan, dengan tenaga mesin yang kuat mengangkut puluhan penumpang menanjak hingga 50 derajat kemiringan dengan kecepatan hingga 40km/jam. Perjalanan memakan waktu sekitar 10 menit untuk mencapai Victoria Peak yaitu stasiun yang berada di tebing. Saat pulang dari Victoria Peak, Anda juga  akan merasakan sensasi naik kereta menuruni bukit.
            Victoria Peak sendiri merupakan stasiun kereta yang telah disulap menjadi ‘tempat resmi’ untuk melihat Hong Kong dari ketinggian. Tempat ini berbentuk mirip cawan, di sini terdapat puluhan toko yang menjual cinderamata, dan juga restoran. Di Victoria Peak, Anda akan mendapati Peak Tower serta Peak Galeria, semacam mal.
            Di Peak tower sendiri ada satu tempat yang juga menjadi salah satu tujuan wisata terkenal, yaitu museum lilin, Madam Tussauds yang menyediakan patung-patung lilin tokoh-tokoh terkenal di seluruh dunia mulai dari Michael Jackson sampai presiden USA saat ini, Barrack Obama, dan  juga bintang-bintang dari Hong Kong. Patungnya sendiri sangat mirip dengan orang aslinya dengan skala 1:1, sehingga museum ini sangat cocok bagi Anda yang narsis dan ingin berfoto dengan bintang idola meski hanya berupa patung.


            Untuk bisa menikmati pemandangan dari titik tertinggi, Anda bisa menuju ke Peak Tower yang memiliki dek observasi bernama Sky Terrace 428. Di sini Anda dapat menikmati pemandangan 360 derajat Victoria Peak yang meliputi pemandangan Hong Kong sejauh mata memandang dan sebagian Kowloon, Pok Fu Lam Reservoir, Lamma Island juga terlihat dari situ jika udara tidak berkabut. Bagi yang ke The Peak tidak memakai jasa Peak Tram jangan khawatir tidak bisa menikmati pemandangan dari Sky Terrace karena Anda dapat membeli tiket di Peak Tower  seharga HKD 30. Untuk panorama sambil jalan santai, cobalah Peak Circle Walk sepanjang 3.5 kilometer.
            Jika Anda berada di dek observasi pada siang hari,  maka pemandangan tertuju pada kilauan gedung pencakar langit dan Pelabuhan Victoria yang berlatar hijaunya New Territories. Namun jika Anda berada di dek observasi pada malam hari, panorama tersebut meleleh menjadi pink dan oranye hingga akhirnya berubah menjadi deretan lampu gemerlap. Dan dari ‘’teras langit’’ ini, Anda bisa mendengarkan dengan seksama senandung kota dunia Asia.


Ngeri-Ngeri Asyik ‘’Terbang’’ Dengan Ngong Ping 360


            Jika Anda telah merasakan sensasi naik Peak Tram menuju ketinggian, cobalah sensasi moda transportasi  lain yang lebih mendebarkan. Bagi yang ingin mencoba uji adrenalin, pastikan Anda naik kereta gantung atau cable car, Ngong Ping 360.
Ngong Ping 360 merupakan gondola atau kereta gantung yang menjadi alternatif  transportasi menuju Desa Ngong Ping. Untuk menikmati cable car atau gondola tersebut, Anda bisa memulainya dari Hong Kong., naik MTR menuju stasiun terakhir, yaitu Stasiun Tung Chung. Sesampainya di Stasiun tersebut, anda keluar melalui Exit B dan berjalan menuju Citygate Outlets. Di sinilah, anda bisa membeli tiket Ngong Ping 360. d.
Saat naik Ngong Ping 360, mungkin awalnya Anda akan merasa ngeri karena harus melintas laut dan pegunungan, tergantung-gantung di atas ‘’gerbong’’ kecil. Namun, selebihnya Anda akan merasakan sensasi keindahan pemandangan di Pulau Hong Kong. Saat awal cable car berjalan, Anda akan melintasi lautan lalu perbukitan yang dipenuhi pohon, juga gedung-gedung pencakar langit.
Kereta gantung Ngong Ping terbagi 2 jenis, gondola regular, dan crystal. Gondola reguler adalah gondola biasa. Sedang model crystal adalah gondola dengan lantai yang transparan. Jika Anda ingin menikmati sensasi yang lebih, pilih Ngong Ping 360 crystal. Bayangkan dengan lantai kabin yang transparan, semua pemandangan yang disebutkan di atas tadi bisa anda nikmati langsung hanya dengan menundukkan kepala. Belum lagi, hembusan angin kencang yang membuat Ngong Ping 360 ini bergoyang-goyang,  akan menghadirkan pengalaman yang tak terlupakan.


Lintasan cable car sangat panjang, sekitar 5,7 km. Lintasan ini bisa ditempuh dalam waktu sekitar 25 hingga 30 menit lamanya. Setiap akan berbelok arah, kereta gantung melewati tower kemudian berjalan lurus ke atas. Total ada delapan tower. Semakin lama, gerbong bergerak semakin tinggi.
Setelah bergerak di ‘’langit’’ Hongkong selama 25 menit, kereta sampai di terminal terakhir. Dari Terminal Ngong Ping, pengunjung tinggal berjalan kaki sekitar lima menit melewati Desa Ngong Ping untuk sampai di Big Buddha. Ada dua obyek wisata lain di sini,  yaitu Walking with Buddha dan Monkey's Tale Theater. Walking With Buddha. Setiap pengunjung dewasa dikenakan tarif 278 dollar Hong Kong (sekitar Rp 360.000), dan anak-anak 203 dollar Hong Kong. Gerbong standar lebih murah, yakni 200 dollar Hong Kong untuk dewasa dan 125 dollar Hong Kong untuk anak-anak. Anda bisa menonton pertunjukkan Shaolin di sini.
 Bagi yang takut ketinggian atau ingin berhemat, Anda bisa ke Desa Ngong Ping dengan mobil. Namun memakan waktu yang lebih lama atau sekitar 1,5 jam lantaran jalurnya mendaki dan berkelok-kelok.

Minggu, 11 Januari 2015

Pasar Karat di Malaysia


Berburu ‘’Harta Karun’’ di Pasar Karat


 Jika Anda sering mengunjungi Malaysia dan sudah bosan mengunjungi sejumlah tempat wisata di sana,  ada alternatif tempat untuk menghabiskan waktu. Anda bisa ‘’blusukan’’ di pasar barang-barang seken. Di Malaysia ada sejumlah pasar yang menjual barang seken atau istilah kerennya flea market,  atau orang Malaysia sendiri menyebutnya dengan pasar karat. Namun, Anda jangan buru-buru underestimate dengan barang-barang seken  yang dijual di sana. Karena banyak barang seken yang masih bagus serta layak pakai. Bahkan jika Anda beruntung, Anda bisa mendapatkan ‘’harta karun’’ yang tak ternilai harganya.




Jika sedang berada di Kuala Lumpur, ada dua flea market terkenal yang bisa Anda kunjungi. Yang pertama pasar karat, tak jauh dari Petaling Street atau China Town. Pasar ini buka setiap hari pukul 06.00-10.00 waktu setempat. Sebaiknya Anda pergi ke sana pada hari Minggu karena jumlah pedagangnya lebih banyak daripada hari biasa. Dan, pastikan datang awal sebelum pukul 09.00 karena kebanyakan peniaga sudah mulai pulang pada pukul 09.00. Pasar ini dulunya dikenali sebagai "thieves market" karena banyak menjual barang-barang curian, dan mulai buka pada pukul 05.00. Pada masa itu, pembeli harus membawa lampu senter untuk melihat barang yang dijual. Namun sekarang, pasar karat ini sudah berubah image.


Selain pasar karat di Petaling Street, Kuala Lumpur juga memiliki Amcorp Mall Flea Market. Di sini dijual uang-uang kuno.  Amcorp Mall Flea Market dibuka pada hari Sabtu dan Minggu pukul 09.00-18.00. Di sini, Anda juga sebaiknya datang  pada hari Minggu. Hanya saja jika datang lewat tengah hari, pasar ini sudah sesak oleh pengunjung. Jika Anda membawa mobil, ongkos parkir di Amcorp, cukup mahal.  Di pasar yang sudah ada sejak tahun 1997 ini ini Anda akan memdapatkan barang-barang kuno, antik, dan barang seken, seperti kartu pos, perangko, dokumen antik, buku, tembikar lama, seterika tembaga, meja, almari, kursi, mainan  anak, jam kuno dan masih banyak lagi.  
Jika jeli, Anda bisa menemukan berbagai ‘harta karun‘ dari zaman baheula, seperti aksesori klasik model victoria, koper tua, tas dan dompet kulit, kamera analog, lampu hias, kaset-kaset lagu lama, plat, mesin ketik, telepon, hingga jam antik jika Anda sabar melihat satu persatu kios di sana. Memang, dibutuhkan kesabaran ekstra untuk mencari barang yang sesuai selera dan masih dalam kondisi 90% baik. Namun, tak perlu khawatir, sebab masing-masing kios menata barang dagangan dengan cukup  apik. Harganya beragam, tergantung dari jenis barangnya. Dari kisaran puluhan ribu hingga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.


Barang Singapura


Selain Kuala Lumpur, Johor Bahru juga memiliki pasar karat. Di tempat ini, bukan hanya orang Indonesia saja yang memburu barang bekas seperti baju dan jaket, orang Johor Bahru pun suka memburu barang-barang seken yang masih layak pakai.
Selain Johor Bahru, kota Batu Pahat juga mempunyai flea market bernama Pasar Rengit. Kota Batu Pahat sendiri bisa ditempuh sekitar 30 kilometer dari Kuala Lumpur. Saat berada di sana, Anda jangan tertipu dengan penampilan tempat yang agak ‘’kumuh’’. Dari luar mungkin akan terlihat seperti pasar loak biasa. Namun, di pasar karat ini Anda bisa menemukan aneka barang bekas yang sungguh tak terduga mulai dari  barang-barang elektronik, seperti blender dan mixer, peralatan pertukangan, spare part motor, mesin pemotong rumput, kompresor diesel, dan sebagainya. 





Penjual barang seken di Pasar Rengit ini kebanyakan  penduduk asli daerah yang juga dikenal sebagai orang kuala oleh masyarakat setempat. Barang yang dijual di sini, kebanyakan dibawa masuk dari Singapura. Orang Singapura biasanya menggunakan barang-barang rumah tangga dalam jangka waktu tertentu. Sebagai contoh setelah lima tahun, orang Singapura akan mengganti barang lama dan mengganti dengan yang baru. Dan pedagang di Pasar Rengit yang bersedia menerima barang seken tersebut.
Di sini Anda harus pandai-pandai menawar. Dan jika Anda membeli barang untuk dibawa  ke Indonesia, pilih barang-barang yang bisa diangkut pesawat. Misalnya saja, biola, gitar atau barang-barang kecil lainnya yang kondisinya masih bagus yang harganya tak sampai seratus ribu.
Dari Pasar Rengit, Anda juga bisa berburu ‘’harta karun’’ di pasar karat di kawasan Memory Lane ipoh, atau pusat kota Ipoh, Perak, Malaysia. Di samping tempat menjual barang bekas, pasar karat Ipoh juga di jadikan tempat untuk mengisi liburan oleh sebagian masyarakat di sini dan juga para pelancong dari berbagai negara. 





Arena pasar pagi Ipoh  juga menjadi salah satu tempat favorit untuk mengisi liburan bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di sekitar kawasan tersebut. Harga barang yang dijual pun mudah terjangkau oleh kantong yang pas-pasan. Barang-barang yang dijual di sini bermerek dan memiliki kualitas yang bagus untuk ukuran barang yang sudah punya label "bekas". Mungkin inilah alasan pengunjung  mendatangi pasar Ipoh meski baru dibuka  pada pukul 18.00, dan  tutup pukul 02.00 tengah malam. ***

Namsangol Hanok Village


Menyarikan Kembali Peninggalan Dinasti Joseon 




DI tengah denyut kehidupan modern di Seoul, Ibukota Korea Selatan, Anda masih bisa merasakan detak kehidupan masa lalu dengan mengunjungi Namsangol Hanok Village. Melihat dari kejauhan, tempat ini cukup unik, berupa ‘’kampung’’ yang keberadaannya bersaing dengan  gedung-gedung tinggi berarsitektur masa kini.
Namsangol Hanok Village-dikenal juga dengan nama A Village of Traditional Houses in the Namsan Valley-berada di kawasan Pil-dong Seoul. Bangunan yang ada di sini adalah hanok atau rumah yang dibangun ulang untuk menghadirkan kembali atmosfer kuno khas Dinasti Joseon. Atau dengan kata lain, esensi kehidupan Dinasti Joseon disarikan kembali ke dalam Namsangol Hanok Village.



Saat mengunjungi ‘’desa’’ ini, begitu memasuki gerbang depan, Anda akan disuguhi sebuah pemandangan cantik berupa lembah yang luas lengkap dengan pepohonan. Lokasi Namsangol Hanok Village sendiri dulunya merupakan paviliun yang digunakan untuk berlibur pada masa Lady Yoon, permaisuri dari Sunjeonghyo. Paviliun ini dikenal dengan nama Cheonghakdong yang keindahannya bisa disejajarkan dengan Gyeongbokgung Palace (salah satu istana di Seoul). Paviliun ini dilengkapi dengan taman yang indah,  dan ada sungai bersih yang airnya senantiasa mengalir. Jika mengunjungi tempat ini pada saat musim gugur (autumn) pada bulan September-November, Anda akan melihat sensasi keindahan warna dari daun pepohonan yang berubah warna dari hijau menjadi cokelat, merah, oranye, kuning, yang kemudian meranggas, serta udara yang cerah dan tidak terlalu dingin.  Anda bisa membayangkan diri menjadi Ratu Yoon yang asyik menikmati keindahan paviliun mewah ditemani dayang-dayang. Gambaran mengenai serial drama kolosal Korea bisa Anda lihat secara  nyata dengan mengunjungi tempat ini,



Selain Cheonghakdong, Anda juga bisa menyaksikan beberapa rumah tradisional, yang  bangunannya terintergrasi pada lahan seluas hampir 8.000 meter persegi. Dengan restorasi yang hati-hati, kampung tradisional ini  sangat menarik. Kondisi asli rumah membantu pengunjung memahami kehidupan sehari-hari penduduk Korea Selatan pada masa itu. Menariknya, di salah satu rumah, Anda bisa minum teh, sama persis seperti tatanan dan rasa teh pada ratusan abad silam. Kita juga bisa menengok dapur dan beberapa gentong yang digunakan untuk memasak Kimchi, salah satu makanan tradisional Korea Selatan. Kamar tidur dan kamar belajar masyarakat pada masa itu juga bisa kita lihat di rumah tradisional ini.

Kapsul Waktu 400 Tahun

Namsangol Hanok Village sebenarnya lebih cocok disebut sebagai kompleks museum. Karena rumah-rumah yang ada, tidak dipergunakan sebagai tempat tinggal sebagaimana di Bukchon Hanok Village, kampung tradisional lainnya di Korsel. Tapi khusus untuk menampilkan perabotan dan barang-barang lainnya dari dinasti Joseon. Tata letak perabotan sesuai dengan penempatan asli pada saat rumah tersebut masih digunakan. Sehingga, saat sedang berada di Namsangol Hanok Village, Anda tidak hanya akan belajar banyak mengenai arsitektural dari Hanok, tapi juga beberapa aksesori pelengkapnya. Termasuk tata letak perabotnya. Budaya kuno Korea memang masih sangat dipengaruhi oleh budaya China. Tidak heran bila setiap sudut rumah di Hanok tradisional, sangat diperhatikan tata letaknya.



Jika kita ingin mempunyai barang-barang seperti yang dipamerkan dalam rumah-rumah tersebut, Anda bisa mampir ke pameran yang ada di kawasan ini. Anda bisa membeli suvenir, seperti piring dan teh tradisional. Anda juga bisa mencoba beberapa permainan tradisional Korea seperti Tuho (panahan) dan Yunnori (permainan tongkat kayu). Jangan lupa untuk melihat upacara perkawinan tradisional yang biasanya dihelat di Namsangol Hanok Village. Anda bisa berfoto bersama mempelai sebagai kenang-kenangan.
Untuk koleksi yang lebih lengkap Anda bisa mengunjungi Traditional Craftwork Museum yang berada di lokasi sama. Di sini, Anda bisa menyaksikan aneka hasil seni tradisional seperti puisi, alat musik, serta beberapa karya lainnya. Alat musik yang bisa Anda temui di Traditional Craftwork Museum misalnya Gayageum (kecapi dengan 12 senar) dan Geomungo (sitar dengan 6 senar).
Satu yang harus Anda ketahui, di dalam tanah Namsangol Hanok Village, pada tanggal 29 November 1994, telah dikubur  apa yang dinamakan Time Capsule Plaza. Kapsul ini dipendam sedalam kurang lebih 15 meter dan berisi setidaknya 600 item benda yang mewakili kehidupan dan budaya masyarakat Korsel saat ini. Kapsul ini sengaja dipendam untuk meninggalkan jejak sejarah untuk generasi yang akan datang,  dan akan dibuka 400 tahun kemudian.



Asyiknya, untuk berkeliling Namsangol Hanok Village, Anda tidak dipungut biaya alias gratis. Untuk mencapai tempat ini Anda bisa naik subway jalur tiga  atau empat menuju  Chungmuto Station dan turun melalui pintu exit 3 atau 4. Namsangol Hanok Village buka pukul 09.00-18.00 pada bulan November sampai Maret. Sedangkan pada Juni hingga Agustus buka dari jam 09.00 hingga 20.00. Untuk bulan April hingga Mei dan September sampai Oktober, Namsangol Hanok Village buka dari pukul 09.00-19.00 waktu setempat. Khusus pada hari Selasa tempat ini tutup. Jika kebetulan hari Selasa adalah hari libur maka akan dibuka, namun pada hari Rabunya akan tutup.****