Jumat, 31 Juli 2015

Terios Borneo Wild Adventure


Berburu ‘’Surga’’ di Kalimantan
Bersama 
Daihatsu Terios Adventure

          
       Sebagai orang Indonesia, sudah pasti saya berkeinginan untuk menginjakkan kaki di pulau Kalimantan atau Borneo. Apalagi belakangan, saya banyak ‘’diteror’’ oleh foto-foto keindahan Kalimantan yang diunggah di media sosial maupun situs traveling.  Rasanya tak sabar untuk segera menginjakkan kaki dan melihat dari dekat pulau ini, kemudian menuliskan pengalaman selama berpetualang di Kalimantan untuk dikirimkan ke media massa, dan meng-uploadnya  ke blog dan media sosial.
Kalimantan atau Borneo menurut saya merupakan ‘’pulau seribu keajaiban’’. Sebagai salah satu wilayah yang memiliki hutan hujan tropis terbesar dan menjadi ‘’paru-paru’’ dunia, pulau yang satu ini menyimpan banyak rahasia keindahan alam. Tak heran jika pecinta petualangan di alam terbuka, tertarik untuk menjelajah dan mengeksplorasi pulau ini. Tak hanya keindahan alamnya, Kalimantan juga kaya akan sejarah, budaya, serta sajian kuliner khas.

Orang utan Kalimantan--foto :Net


Dari lima wilayah administratif Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara, provinsi pertama yang ingin saya jelajahi dan eksplorasi adalah Kalimantan Timur.  Karena di provinsi Kalimantan Timur, ada  pulau Maratua yang menjadi destinasi impian saya sejak lama. Keinginan saya ini mungkin sama seperti impian kebanyakan orang Indonesia (dan juga traveler mancanegara) yang ingin membuktikan kebenaran adanya ‘’sepotong surga yang bocor’’ di Maratua. Konon, pulau Maratua yang terletak di Kepulauan Derawan ini sangat indah, tak kalah dengan Maldives Island sehingga banyak yang menjuluki pulau ini sebagai ‘’Maldives from Borneo’’.


Hamparan air laut berwarna biru toscha di pulau Maratua--foto : Net

Suasana damai dan nyaman di Maratua--foto : Net

Dari foto-foto yang saya lihat dan review tulisan yang saya baca, pulau Maratua memang memiliki pesona yang luar biasa, berupa hamparan  pasir putih, air bening yang memantulkan warna biru tosca, dan terdapat gua serta danau yang unik, yaitu danau ubur-ubur. Dan, di sekitar perairan Maratua terdapat taman laut dengan ragam biota laut, seperti ikan, cumi-cumi, lobster, gurita, kuda laut, belut laut serta batu karang ‘’blue trigger wall’’, tempat bersembunyinya ikan trigger sehingga menjadikan tempat ini sebagai salah satu lokasi diving dan snorkeling terbaik di dunia. Tapi saya belum percaya dengan semua foto yang saya lihat dan tulisan yang saya baca, jika belum melihat dengan mata kepala sendiri keindahan pulau ini, merasakan sentuhan air laut dan pasir putih yang menempel manja di kaki, serta  ''bercengkerama''  dan berfoto dengan ikan serta ubur-ubur di bawah permukaan air laut. 
Tak sekadar menikmati keindahan laut beserta isinya, saya juga ingin mendapatkan pengalaman lebih serta merasakan ''kehidupan yang baru'' dengan tinggal beberapa hari di pulau Maratua. Saya akan mengunjungi empat desa yang terdapat di pulau ini dan berinteraksi langsung dengan penduduk asli suku Bajo (Bajau) atau yang terkenal dengan nama ‘’Gypsy Laut’’. Saya ingin tinggal di rumat adat suku Bajo, rumah panggung yang dibangun di atas perairan ataupun di atas karang-karang laut, merasakan tinggal di perahu dan ikut berlayar mencari ikan, sekaligus mengamati dan mempelajari bagaimana penduduk setempat yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan menerapkan ilmu maritim. Mungkin waktu sehari dua hari tak akan cukup, namun,  meski  hanya sebentar, saya yakin saat berinteraksi langsung dengan suku Bajo, saya akan mendapatkan banyak pengalaman, ilmu serta referensi hidup langsung dari sumbernya.

Rumah suku Bajau--foto : Net
Anak-anak suku Bajau--foto : Net

Kehidupan di laut Suku Bajau--foto : Net

Ya, meski mimpi utama saya bisa menginjakkan kaki di pulau Maratua, tapi tak ada salahnya sekali merengkuh dayung, beberapa destinasi bisa dikunjungi.  Saya berkeinginan menjelajah kawasan lain di Kalimantan Timur, dengan mengunjungi Taman Nasional Kayan Mentarang, di mana Suku Dayak Kenyah, Punan, Lun Daye, dan Lun Bawang, tinggal di sekitar taman nasional ini. Melihat dari dekat kehidupan suku Dayak yang hidup harmonis berdampingan dengan lingkungan, dan alam serta menelusuri jejak warisan arkeologi seperti tempat pemakaman dan peralatan batu kuna akan membuat khasanah, ilmu dan referensi tentang sejarah dan budaya saya akan bertambah. Semua itu akan semakin meningkatkan rasa cinta sekaligus keinginan untuk menjaga warisan budaya Indonesia.

Bekantan di hutan Kalimantan--foto : Net
            Melakukan petualangan alam, sejarah dan budaya,  tak lengkap rasanya tanpa  mencoba aneka kuliner khas  Kalimantan. Saya ingin menjawab rasa penasaran tentang makan khas Lontong Orari yang legendaris di Banjarmasin. Adanya ungkapan  "rugi Anda hidup kalau belum makan Lontong Orari", membuat saya tak sabar ingin merasakan lontong yang dimasak dalam waktu 7 jam yang dilengkapi dengan sayur nangka serta ikan haruan sebagai lauk pelengkapnya. Apakah lidah jawa saya bisa beradaptasi dengan kuliner Kalimantan, dan benarkah lontong ini bisa mengalahkan kelezatan lontong sejenis yang pernah saya makan sebelumnya? Jawabannya akan saya ceritakan setelah  merasakan langsung Lontong Orari di Banjarmasin.

Kuliner khas Lontong Orari Banjarmasin--foto : Net

            Untuk bisa menguak rahasia keindahan pulau Maratua, dan melihat dari dekat kehidupan suku Bajo dan suku Dayak, serta menikmati kuliner khas Kalimantan, tak cukup hanya berbekal  mimpi dan keinginan saja. Namun, juga tekat dan niat yang kuat untuk merealisasikannya dalam sebuah perjalanan  menjelajah lokasi-lokasi tersebut. Dan banyak yang harus dipersiapkan untuk ekspedisi  tersebut karena medan petualangan di pulau Kalimantan sangat menantang.  Alam yang liar, jalanan yang ekstrem berupa dataran tinggi, dataran rendah, hutan lebat, semak belukar, jalanan menanjak, berbatu, berlumpur, harus ditaklukkan, untuk mencapai destinasi impian.
            Selain stamina fisik dan mental yang bagus, perjuangan untuk mencapai destinasi impian membutuhkan ‘’teman perjalanan’’ yang tangguh, andal, dan bisa menyesuaikan diri dalam semua situasi dan medan, serta bisa berkompromi soal biaya.  Untuk masalah yang satu ini,  saya akan memercayakan kepada mobil New Daihatsu Terios, mobil berjenis SUV (Sport Utility Vehicle) keluaran terbaru Astra Daihatsu Motor. Dari beberapa jenis mobil New Daihatsu Terios, saya memilih Daihatsu Terios R A/T Adventure untuk membawa saya menuju destinasi impian. Ada banyak alasan yang membuat saya menjatuhkan pilihan kepada New Daihatsu Terios sebagai ''sahabat dalam petualangan''.

Daihatsu Terios R Adventure, ''sahabat'' petualang sejati--foto : Net
             Tak semua mobil bisa diandalkan dan tangguh saat menerabas medan berat dan membelah hutan belantara menuju lokasi habitat orang hutan, bekantan, bunga anggrek langka yang ada di hutan, melewati jalan berlumpur di sekitar rawa  untuk melihat kerbau air dari dekat, serta melintasi rute menuju pulau Maratua yang jalannya tak selalu enak dan mulus. New Daihatsu Terios, mobil berkapasitas mesin 1500cc, dengan akselerasi sekitar 12 detik  dengan tenaga  maksimal yang dapat dicapai 109 PS/6000 rpm dengan torsi maksimal 14.4/4.400 ini dibuat untuk menerobos tantangan berat medan, termasuk menjelajah Kalimantan. Selain itu, mobil ini juga cukup irit bahan bakar, sehingga tak mudah ''haus'' bensin.
            Jika mobil yang digunakan selama ekspedisi tidak bisa mengantisipasi kondisi jalan di Kalimantan yang ekstrem dan tak terduga, tentu akan membuat penumpang di dalamnya merasa tidak nyaman. Namun, suspensi New Daihatsu Terios R Adventure yang telah menggunakan 5-link Rigid Axle dengan per keong, ditambah dengan ground mampu meredam goncangan sehingga penumpang tak perlu khawatir perutnya akan mual seperti dikocok-kocok dan tubuhnya terguncang-guncang hebat. Selain itu, pada fitur keamanan, mobil ini sudah dilengkapi dengan window jam protection untuk melindungi atau mengurangi risiko pengemudi agar tidak terjepit kaca pintu mobil. Side impact beam juga dipasang untuk melindungi pengemudi dan penumpang dari benturan samping.

Penyempurnaan aneka fitur--foto :autobild.co.id

Posisi kemudi yang dilengkapi aneka fitur yang menunjang keselamatan dan kenyamanan--foto:daihatsunews,com

            Berpetualang dan berada di jalanan selama 10 hari, menembus medan yang berat, lebih banyak duduk di dalam mobil, bisa dipastikan akan menghadirkan kejenuhan. Belum lagi saat harus naik turun mobil untuk makan, buang hajat, beristirahat, rasanya paling malas dan ribet jika harus bolak balik menekuk kursi di bangku kedua di saat penumpang yang duduk di bangku ketiga hendak naik ataupun turun. Namun, New Daihatsu Terios memberikan solusi dengan menghadirkan one touch tumble pada bangku baris kedua yang memudahkan penumpang keluar-masuk dari dan ke bangku baris ketiga.

interior tempat duduk yang menunjang kenyamanan--foto :Daihatsunews.com

Petualangan di daerah pedalaman, menyusuri perbukitan, sungai, hutan, rawa,  tak harus membuat kita jauh dari ‘’peradaban’’, komunikasi dan hiburan. New Daihatsu Terios juga mengerti kebutuhan pengendara dan penumpang di dalamnya dengan memberikan fasilitas hiburan untuk menetralisir kejenuhan selama berada dalam perjalanan. Interior mobil dilengkapi dengan pusat informasi dan hiburan yang canggih dengan head unit 2DIN dengan layar sentuh. Perangkat ini juga sudah terkoneksi dengan bluetooth untuk memutar musik atau melakukan panggilan. Cukup mudah mengoneksikan ponsel ke bluetooth, sehingga bisa tersambung dengan beberapa gadget sekaligus. Di dalam sistem juga sudah tersimpan layanan navigasi yang siap membantu saat dibutuhkan. Ingin melihat film dengan resolusi tinggi, ada konektor kabel HDMI di konsol tengah, berdekatan dengan konektor USB.

Fasilitas hiburan di dalam mobil--foto : Daihatsunews.com
Bisa menjelajah alam menuju destinasi impian dengan kendaraan yang nyaman dan tangguh, memang menjadi impian para petualang sejati. Dan, New Daihatsu Terios akan mewujudkan keinginan saya untuk melihat dari dekat sisi liar Borneo.

Sahabat sejati untuk menjelajah medan berat di Kalimantan--foto :otomotif.net







Jumat, 24 Juli 2015

National Heritage Site Kuala Lumpur


Mengeksplorasi Jejak Sejarah
di National Heritage Site Kuala Lumpur


            DI Kuala Lumpur, Anda bisa berwisata sejarah dengan mengunjungi National Heritage Site.  Situs ini merupakan kawasan titik temu  dari National Music Museum, National Textile Museum, kantor pemerintahan, Sultan Abdul Samad building, Kuala Lumpur City Library, Dataran Merdeka, Royal Selangor Club dan  The Cathedral of St. Mary, dan juga beberapa tempat lainnya. Lokasi National Heritage Site mudah dijangkau  dengan naik mobil, ataupun menggunakan LRT (Light Rapid Transit), turun di stasiun terdekat yaitu stasiun Pasar Seni. Dari stasiun tersebut Anda bisa berjalan kaki ke arah pusat souvenir Central Market dan Kesturi Walk. Di ujung jalan Kesturi Walk, belok kiri dan berjalan lurus, Anda bisa menemukan lokasi National Heritage Site ini.
            Jika sempat kunjungilah kawasan ini dua kali, saat siang dan malam hari. Karena tempat ini dikelilingi bangunan-bangunan kuna yang indah, terawat dan terdapat taman-taman memikat mata. Pada siang hari, Anda bisa mengamati dengan detail sekeliling kawasan. Sedang pada malam hari, Anda akan menyaksikan tempat ini berpendaran cahaya keemasan: cantik, artistik dan eksotis.
            Pertama kali yang harus Anda kunjungi saat berada di kawasan  ini adalah Kuala Lumpur City Gallery (KLCG).  Didirikan pada tahun 1989, KLCG merupakan bangunan baru di antara gedung-gedung kuna yang ada di situs heritage ini. Bangunan ini awalnya bernama “Memorial Library”.  Di depan KLCG atau sebelum masuk galeri, kita akan menemukan sebuah spot foto menarik yang menampilkan huruf raksasa “I Love KL”. Banyak turis yang antre untuk berfoto di sini.


            Masuk ke KLCG, Anda tak dipungut biaya. Galeri ini memuat semua informasi terkait Kuala Lumpur, baik tempat wisata, transportasi, dan juga informasi-informasi penting  lainnya. Disediakan berbagai brosur wisata yang berada di Malaysia. Masuk lebih ke dalam lagi, sebuah miniatur masjid Jamek terpajang dengan cantik. Di belakangnya terdapat informasi kawasan wisata sejarah  dari Kuala Lumpur. Di sini Anda juga bisa memesan tiket berbagai atraksi menarik di Kuala Lumpur.


            Di tempat ini, Anda juga bisa melihat transformasi Kuala Lumpur dari masa ke masa melalui atraksi Spectacular City Model Show (SCMS). Tiket untuk menyaksikan SCMS  seharga 5 RM/ per orang atau sekitar Rp 15 ribu.  Untuk bisa menyaksikan SCMS, Anda akan diajak  ke lantai dua dan memasuki sebuah ruangan besar yang di tengah-tengahnya terdapat maket keseluruhan kota Kuala Lumpur. Maket tersebut tampak begitu nyata. Di sini pengunjung bisa melihat video perjalanan tahap demi tahap kemajuan ibukota negara Malaysia ini. Dan, di atas maket, lampu-lampu sorot dimainkan begitu menarik. Pengunjung diperbolehkan untuk mengambil foto dan video, namun dilarang menggunakan flash. SCMS hanya berlangsung sekitar 5-7 menit, namun cukup menarik.


            
Oh iya, Anda jangan membuang tiket masuk SCMS karena dapat berfungsi juga sebagai voucher senilai 5 RM yang bisa digunakan untuk membeli souvenir Kuala Lumpur, yang dijual di ARCH (Official souvenir of Kuala Lumpur). Jadi, ketika ingin membeli souvenir seharga 10 RM, Anda hanya perlu membayar 5 RM dengan menyerahkan tiket masuk SCMS tadi.

Tiang Bendera 100 Meter

Setelah mendapatkan banyak informasi tentang Kuala Lumpur di KLCG, Anda bisa meneruskan perjalanan menuju area Dataran Merdeka atau Merdeka Square, atau dinamakan juga Sempena.  Apa keistimewaan Dataran Merdeka?  Lapangan yang terletak di antara Royal Selangor Club dan Gedung Sultan Abdul Samad ini merupakan kawasan bersejarah. Di sini Anda bisa melihat tiang bendera setinggi 100 meter, tertinggi di dunia. 




Di tempat ini  pertama kali bendera federasi Malaya dikibarkan,dan bendera Union Jack diturunkan pada 31 Agustus 1957, yang menandakan tamatnya zaman penjajahan Inggris di Malaysia. Pada saat itu, Perdana Menteri pertama Malaysia, Tunku Abdul Rahman memimpin ribuan warga Malaysia meneriakkan kata ‘’merdeka’’, sebagai isyarat kemerdekaan Malaysia. Di Dataran Merdeka ini juga terdapat Victoria Fountain, air mancur yang akan terlihat berpendaran warna pada saat malam hari.





            Namun, meski merupakan kawasan bersejarah, nama Dataran Merdeka baru pertama kali diperkenalkan pada 1 Januari 1990 karena pada waktu itu pemerintah Malaysia mencanangkan program ‘’Visit Malaysia 1990’’. Sebelum dikenal sebagai Dataran Merdeka, daerah tersebut dikenal sebagai Selangor Club Padang, tempat bermain olahraga asal Inggris, cricket. Sekarang ini, Dataran Merdeka digunakan sebagai area publik dan tempat untuk menyelenggarakan acara-acara kenegaraan, misalnya parade merdeka yang diadakan setahun sekali dalam rangka memperingati kemerdekaan Malaysia.
            Dataran Merdeka dikelilingi oleh beberapa bangunan peninggalan kolonial Inggris yang masih berdiri dengan tegak, terawat, dan memesona,  meski gedung-gedung pencakar langit berdiri satu persatu berdiri di sekitarnya. Ada gedung Sultan Abdul Samad, bangunan yang selesai dibangun pada tahun 1897 dengan gaya Mughal/Moorish rancangan A.C. Norman. Pada awalnya gedung ini dibangun sebagai  kantor pemerintahan baru, kantor departemen pekerjaan umum, kantor survei, kantor bendahara, kantor pos dan telegraf, dan beberapa departemen pemerintah Federal Malaysia. Jika dilihat dari luar, gedung tersebut dibangun dengan menggunakan batu bata merah, dan yang berwarna putih gading adalah batu bata yang diplester. Pada tower bagian tengah gedung ini, terdapat jam yang pertama kali berbunyi pada saat parade perayaan ulang tahun Ratu Victoria di tahun 1897.


         



Di sebelah kiri gedung Sulthan Abdul Samad, ada gedung National History Museum atau Muzium Serajah Nasional, yang dulunya merupakan sebuah bank komersial pada tahun 1910. Baru pada tahun 1966 gedung ini difungsikan sebagai museum nasional. Anda bisa masuk ke museum yang menyimpan berbagai macam koleksi benda bersejarah. Tapi sekarang koleksi-koleksi tersebut tidak lagi berada di sana melainkan di Museum Negara.


Bangunan lainnya adalah Royal Selangor Club yang dibangun pada tahun 1884 dengan arsitek A.C. Norman), dan dipugar pada tahun 1910  yang diarsiteki A.B. Hubback. Awalnya Royal Selangor Club hanya berupa bangunan kayu dengan “attap roofs”. Kemudian di desain ulang dengan “Tudoe Style”. Club house yang terkenal dengan sebutan “The Spotted Dog” ini merupakan tempat pertemuan utama kaum kolonial Inggris dan tempat untuk berkegiatan sosial. Pertandingan cricket diadakan secara rutin di halaman klab yang awalnya dikhususkan untuk pria ini. Pada tahun 1984, pada perayaan gedung yang ke seratus tahun, Sultan Selangor menobatkan status “Royal” atas bangunan ini.


            Jika belum lelah menelusuri area National Heritage Sites, Anda bisa meneruskan perjalanan ke National Textiles Museum yang dibangun pada tahun  1905  dengan arsiteknya A.B. Hubback. Anda bisa dengan mudah menemukan museum tekstil ini karena dibangun sejajar dengan kantor pemerintahan yang bergaya islami, warna merah dan putih berselang-seling pada gedung ini menjadi penanda utama dari gedung lainnya. Awalnya gedung ini dibangun sebagai “FMS Railway Headquarters”, kemudian dijadikan kantor departemen pekerjaan umum Selangor dan disesuaikan dengan gedung pemerintahan lainnya di barisan yang sama. Bangunan bergaya Moghul ini difungsikan sebagai museum tekstil nasional  berisi pakaian tradisional Malaysia dan berbagai pakaian dari zaman dulu hingga saat ini.


            

Meskipun Anda bukan penggemar sejarah, Anda tak akan bosan berkeliling di kawasan ini.  Selain bisa belajar sejarah Anda bisa berfoto-foto di lapangan yang luas ini, atau berlatarbelakang gedung zaman kolonial.


Rabu, 08 Juli 2015

Bazaar Ramadan Kuala Lumpur


Antre Bubur Lambuk
di Masjid Jamek Kampung Baru

            Momen berbuka puasa, selalu ditunggu selama ramadan.  Jika kebetulan Anda berkunjung ke Kuala Lumpur Malaysia saat bulan puasa, jangan lewatkan mengunjungi bazar (pasar) ramadan yang tersebar di beberapa lokasi. Pasar ini menjual aneka makanan untuk berbuka puasa dan juga persiapan untuk bersahur, serta aneka kebutuhan lainnya, dengan harga terjangkau. Meski di beberapa daerah di Indonesia juga memiliki pasar Ramadan seperti di pasar Bendungan Hilir (Benhil) Jakarta, atau di kawasan Gasibu dan Tamansari Bandung, serta Kampung Kauman di Yogyakarta, namun, suasana pasar Ramadan di Malaysia terasa berbeda. Hal ini dikarenakan Malaysia memiliki budaya dan tradisi hasil akulturasi dari bangsa Melayu, Siam, China, Arab, dan India. 
            Bazar ramadan di Malaysia biasanya diadakan di setiap lapangan taman perumahan dan jalan umum yang khusus dijadikan area berjualan. Jauh sebelum bulan puasa, para pedagang sudah mengajukan izin kepada aparat setempat untuk berjualan. Karena biasanya yang ada di sana adalah para pedagang musiman.  Pasar ramadan mulai digelar pukul 16.00-17.00 waktu Malaysia karena waktu berbuka puasa sekitar pukul 19.00 - 19.30. Sebaiknya Anda datang lebih awal, karena semakin sore, para pengunjung semakin banyak mendatangi bazar ini sehingga menghadirkan suasana yang padat dan berdesakan.



            Ada beberapa kawasan bazar yang besar dan terkenal di seputar Kuala Lumpur, seperti di area masjid India, jalan Chow Kit hingga jalan Raja Alang Kampung Baru, Taman Tun Dr Ismail (TTDI), stadium Shah Alam, atau di Petaling Jaya. Tiap tempat mempunyai konsep dan keunikan tersendiri. Bazar yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah di sepanjang jalan Chow Kit hingga jalan Raja Alang, Kampung Baru. Untuk menuju Chow Kit dari bandara KLIA, bisa naik kereta ke KL Sentral, kemudian dari KL Sentral naik monorail dan turun di stasiun Chow Kit.




 Di sini terdapat ratusan tenda-tenda para pedagang yang menggelar aneka makanan tradisional, seperti kue-kue basah, risol (di Malaysia disebut karipap), cempedak goreng, lontong, lemper, putu bambu, onde-onde dan  masih banyak lagi. Di sini juga dijual aneka jenis kurma dan manisan buah (nanas, mangga, jambu, kiwi, asam) dengan paket murah yang dapat beli dengan harga mulai 5 ringgit hingga 15 ringgit per kemasan (1 ringgit sekitar 3600 rupiah). Ada juga minuman seperti cendol, es kelapa muda, air tebu.




            Aneka lauk seperti  ayam goreng berempah, murtabak (martabak), ayam bakar madu, ikan bakar, aneka seafood dimasak langsung sehingga menggugah selera. Di tempat ini juga dijual makanan khas Indonesia seperti gule tunjang, ikan gurami goreng, rendang, pepes ikan dan mampu menarik banyak pembeli. Yang istimewa di pasar ramadan Chow Kit-Raja Alang, ada penjual makanan kambing guling yang menjadi salah satu menu favorit. Kambing guling ini biasanya dimakan dengan salad ataupun  nasi putih. Harga satu porsinya dijual 10 ringgit atau sekitar Rp 36 ribu.




Selain di Chow Kit dan jalan Raja Alang, bazar Ramadan yang cukup panjang ada di sekitar kawasan Masjid India atau kawasan Little India Kuala Lumpur. Bazar di sini dibagi menjadi 2 area yang bisa dikunjungi. Area pertama berisi aneka makanan dan kuliner halal khas India dan Melayu. Ada nasi briyani (nasi dengan campuran daging sapi/ayam, atau sayuran, dengan bumbu rempah-rempah), nasi lemak (semacam nasi uduk), roti canai (roti ala India) hingga kare. Ada pula beberapa stan makanan siap saji. Sejak pukul 16.00 waktu Malaysia, kawasan ini sudah mulai penuh pengunjung. Banyak yang mulai berburu kuliner untuk dibawa pulang atau disantap di sekitar jalan masjid India ini.



            Sementara di area yang lain, terdapat stan-stan yang menjual aneka barang, mulai dari busana muslim, kain sari India sajadah, sarung, hingga tasbih. Stan ini juga berdekatan dengan beberapa toko di Little India yang menjual aneka barang-barang kebutuhan Ramadan.    Sedangkan di masjid India sendiri juga digelar ceramah sembari menunggu waktu berbuka dan pembagian takjil gratis. Di sekitar kawasan wisata ini juga terdapat hotel berbintang yang ikut ambil bagian membuka stan makanan yang bisa dikunjungi isatawan dan warga setempat. Untuk menuju ke Masjid India, Anda bisa menggunakan bus jalur 41 atau 43 ke SSF Jalan Tunku Abdul dilanjutkan berjalan kaki selama 6 menit.

Mengantre Bubur Lambuk

            Jika di Indonesia, kolak menjadi menu khas selama Ramadan,  Malaysia punya bubur lambuk. Bubur lambuk adalah bubur beras berisi cincangan daging sapi dan udang kering dengan rempah-rempah seperti bunga cengkeh, bunga lawang, jintan putih, dan kulit kayu manis. Secara sepintas, aroma bubur lambuk seperti sup buntut. Bubur lambuk menjadi istimewa karena saat membuatnya dilakukan secara bergotong royong. Makanan ini biasanya disediakan di masjid-masjid, baik untuk makanan berbuka atau dibagikan untuk dibawa pulang. Bubur ini juga dijadikan takjil di hotel berbintang maupun resto di Malaysia seperti halnya kolak di Indonesia.
            Jika Anda ingin mencicipi bubur lambuk yang khas dan asli, resep warisan nenek moyang, Anda harus mendatangi masjid Jamek Kampung Baru Malaysia, sekalian ngabuburit di pasar ramadan Chow Kit dan jalan Raja Alang. Masjid ini selalu dipenuhi pengunjung yang ingin mendapatkan bubur lambuk. Selama ramadan,  pengurus masjid harus memasak 15 periuk bubur, di mana setiap periuknya menghasilkan 250 bungkus. Memasak bubur ini tak boleh tergesa-gesa, dan harus  diaduk secara terus-menerus  sekitar 30 menit hingga muncul aroma wangi.



            Ketika azan salat Ashar berkumandang, banyak pengunjung yang sudah mengantre. Bubur biasanya dibagikan selepas salat Ashar. Dalam waktu singkat, sekitar setengah jam, atau pukul 16. 00 waktu Malaysia bubur sudah habis dibagikan. Peminat bubur lambuk ini tak hanya  penduduk Kampung Baru dan dari kalangan muslim saja, tetapi juga non muslim dan datang dari Johor, Perlis, Malaka, dan kota-kota lain.



            Tradisi menyuguhkan bubur lambur sebagai takjil di masjid Jamek ini ada, berkat jasa dari seorang muslim Pakistan yang menikah dengan perempuan Melayu. Pasangan ini membuat resep bubur  lambuk sebagai takjil selama ramadan yang kemudian menjadi tradisi turun temurun. Sebelum pembuatan bubur dimulai pada 1 Ramadan,  pada malam harinya dilakukan persiapan memotong dan mencincang aneka bahan untuk membuat bubur seperti rempah-rempah, bawang merah, bawang putih, jahe, udang kering, dan 500 kilogram daging sapi. Keesokan paginya, disiapkan 10 tenda putih serta kompor-kompor besar untuk memasak bubur. 






Sabtu, 04 Juli 2015

Museum Angkut Batu Malang


Keliling ‘’Dunia’’ Sambil Belajar Otomotif 
di Museum Angkut Batu Malang





            Saat mendengar kata museum, mungkin yang terlintas di benak Anda, sebuah bangunan yang berisi benda-benda kuna bersejarah, terkesan angker dan membosankan.  Namun, jika Anda berkunjung ke Museum Angkut di Kota Wisata Batu Malang Jawa Timur, maka anggapan tersebut akan terpatahkan.  
            Museum Angkut Plus Movie Star Studio  nama lengkap lokasi wisata keluarga yang berada di jalan Terusan Sultan Agung No. 2 ini terbilang masih baru,  dibuka pada bulan Mei 2014, satu grup dengan Jatim Park, Batu Secret Zoo dan Batu Night Spectacular yang juga berada di kota Batu. Museum alat transportasi pertama di Asia Tenggara ini  terbilang unik, karena memadukan sejarah dan perkembangan dunia angkutan, legenda movie star pada masanya,  dan memiliki setting berupa kota-kota dan bangunan eksotis di Batavia, Eropa, dan Amerika.
            Begitu memasuki halaman museum, dari kejauhan, Anda bisa menyaksikan bentuk gedung yang menarik. Terdapat bangunan dengan bentuk seperti pesawat luar angkasa yang menjulang di salah satu sudut. Setelah membeli tiket dan masuk ke area museum, Anda akan bisa menyaksikan berbagai alat transportasi kuna hingga modern dari berbagai negara. Tak seperti kebanyakan museum yang mungkin terkesan membosankan, Museum Angkut ini mengemas koleksi barang yang dipamerkannya dengan konsep 'pintu ajaib'.  Di sini, Anda diajak mengunjungi berbagai negara di area seluas 3,8 hektar. Tak sekadar untuk melihat-lihat, di sini Anda juga bisa melahap sejarah dan informasi dari setiap kendaraan dengan cara yang menyenangkan. Informasi sejarah kendaraan ditampilkan melalui tulisan maupun layar sentuh interaktif.




            Karena banyaknya moda transportasi yang dipamerkan di sini, dan Anda tak boleh melewatkan satupun, Anda harus mengikuti alur masuk museum dari lantai dasar yang sudah beraroma banyak alat angkutan mulai kereta kuda yang dibuat pada masa yang kental dengan budaya animisme hingga mobil balap beserta patung Michael Schumacher. Di lantai satu ini, juga memajang alat transportasi  yang kaya dengan sejarah, seperti mobil dan helikopter yang dipakai Presiden pertama RI, Ir Soekarno, mobil Land Rover bertahun 1958 yang pernah digunakan Putri Diana dan Pangeran Charles, mobil listrik Tucuxi milik mantan menteri BUMN Dahlan Iskan yang pernah mengalami kecelakaan di sebuah lereng gunung di Magetan saat baru diujicobakan, dan masih banyak lagi.







Sebelas Zona

            Dari lantai 1, Anda bisa melanjutkan penelusuran ke lantai 2. Dari sini, Anda bisa menikmati pemandangan alam kota Batu dari satu tempat yang bernama Appolo. Pada hari libur, perlu kesabaran karena banyak pengunjung sementara untuk menaiki satu spot tertinggi di sini harus antre satu persatu. Dari zona Appolo, Anda bisa menuju pameran koleksi mobil-mobil zaman dahulu. Menyusuri jalanan ini Anda dibawa ke sebuah tempat yang bernama Batavia. Ini seperti replika kota tua di Jakarta. Ada sketsel Pelabuhan Sunda Kelapa dan Stasiun Jakarta Kota. Di tempat ini pengunjung bisa berfoto dan mengambil gambar sebanyak-banyaknya karena  banyak spot unik. Di sini dipamerkan alat transportasi mulai dari kereta roda yang ditarik sapi, sepeda pengangkut kaleng, hingga mobil tua.



Dari  zona Batavia, rute selanjutnya  menuju pameran koleksi sepeda dari zaman dahulu. Hingga kemudian Anda memasuki dimensi benua Eropa sebagai negara penghasil mesin otomotif terbesar dunia. Ada sketsa ruangan Italia, Jerman, Inggris, yang dipenuhi dengan koleksi kendaraan keluaran negara tersebut lengkap dengan spot foto yang mewakili ikon masing-masing negara.


            Setelah melewati itu semua, Anda akan sampai kepada tempat yang bernama Gangster Town. Di sini, Anda kembali bisa berfoto-foto. Arena kota ini dibuat mirip seperti sebagian jalan dalam Universal Studios di Singapura. Gangster Town merupakan sket terakhir dari seluruh rangkaian yang dimiliki oleh Museum Angkut.


            Total ada 11 zona museum yang bisa Anda kunjungi di Museum Angkut. Setiap pergantian zona, ditandai dengan tulisan seperti ketika berada di bandara, sehingga seolah-olah Anda melakukan penerbangan ke tempat tersebut. Zona tersebut adalah zona edukasi, zona Batavia, zona Jerman, zona Jepang, zona Inggris, zona Las Vegas, zona Italia, zona Prancis, zona Hollywood dan zona Pasar Apung Nusantara.







            Akhir perjalanan  berkeliling museum ditutup dengan ‘’berkereta’’ ke pasar apung. Menuju zona ini, kita akan melewati lorong yang didesain seperti gerbong kereta.

Ketika kaki menginjak lorong, akan terdengar bunyi kereta berjalan, lorong akan bergoyang-goyang dan di kiri kanan jendela ditampilkan tayangan yang membuat kita seolah sedang berada di kereta. Sangat menarik! 
            Untuk menuju Museum Angkut, bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar 50 menit dengan bermobil atau naik motor dari kota Malang. Jam buka museum mulai pukul 12.00 - 20.00 WIB. Harga tiket masuk di luar hari libur Rp 50.000,- dan weekend seharga Rp 75.000. Sementara itu harga tiket terusan Museum Angkut + Movie Star Studio + D’Topeng Kingdom, Senin – Kamis : Rp. 60.000,-Jumat – Minggu : Rp. 85.000. Bagi yang membawa kamera ada biaya tambahan seharga Rp 30.000. Di sini Anda juga tidak diperkenankan membawa bekal makanan.


 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan Lewatkan Pasar Apung dan Museum Topeng


Berada satu kompleks dengan Museum Angkut, Anda bisa beristirahat di Zona Pasar Apung Nusantara yang buka mulai pukul 12.00-21.00 WIB. Lokasi ini sebenarnya merupakan arena pujasera dan pusat suvenir namun disetting ala pasar apung. Di sini ada sekitar 80 stan kuliner dan souvenir yang menggambarkan wilayah Nusantara, ada pulau Jawa, Kalimantan, Lombok, Nias dan sebagainya sehingga pengunjung dapat merasakan pengalaman berleiling Nusantara. Jika Anda berkunjung ke sini pada malam hari, suasana terasa lebih romantis karena berhias lampu-lampu ditambah sejuknya udara malam hari di Kota Batu.








Usai melepas lelah dan mengisi perut, Anda boleh meneruskan petualangan ke museum topeng. Karena di kawasan  Pasar Apung Nusantara, ada satu museum lagi yang harus Anda kunjungi  D’Topeng Kingdom Museum. Museum ini didirikan atas gagasan dari Reno Halsamer, seorang kolektor dari Surabaya. Pengunjung yang masuk ke Museum D’Topeng Kingdom akan ditunjukkan berbagai benda-benda kuna dan mistik berupa ribuan topeng, ratusan keris, patung pewayangan, patung Tao-tao Toraja, patung kematian hingga Al-Quran berusia 400 tahun. Topeng­-topeng tersebut diletakkan dalam lemari kaca besar yang terpisah berdasar asal daerahnya. Ada topeng dan pusaka khas asal Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Kalimantan hingga Papua. Khusus topeng dari Jawa dan Bali memiliki perbedaan dengan topeng dari pulau lainnya. Topeng Jawa, misalnya, lebih bervariasi daripada topeng dari luar Jawa. Karena pewarnaan topengnya lebih beraneka ragam, sedangkan topeng dari luar Jawa masih lebih bercorak primitif. Selain itu topeng­-topeng dari Jawa dan Bali memiliki warna dan ukiran yang halus.
Dan yang paling mengesankanadalah sebuah topeng asal Jawa Tengah yang menggambarkan figur Budha dan pendeta Tionghoa. Topeng ini ditemukan di sekitar Candi Borobudur, dan merupakan satu-satunya topeng yang memiliki ciri khas tersendiri. Namun sampai sekarang belum diketahui siapa pembuat dan penciptanya. Topeng ini memiliki lima lapisan cat, begitu satu persatu catnya dibersihkan ternyata bahan cat itu dari perada.



Koleksi tertua dan sangat sakral di D’Topeng Kingdom adalah topeng kematian dari daerah Sulawesi yaitu patung Tao­-tao. Menurut kepercayaan masyarakat Toraja, patung Tao-tao diyakini sebagai patung penjaga makam. Pada masa dahulu, raja yang meninggal wajahnya akan ditutupi Topeng Kematian ini. Sebab raja dianggap titisan dewa sehingga wajahnya tidak boleh menyiratkan kesedihan.






Selain itu, terdapat keramik berbentuk piring dengan tulisan Arab yang bertuliskan surat Yasin, dan beberapa jenis kaligrafi. Keramik-keramik itu berasal dari abad XIII sampai XIX, termasuk keramik berkaligrafi Arab peninggalan Dinasti Ming. Saat itu, di Eropa belum ada keramik seperti ini, tetapi di China sudah terlebih dahulu dikenal dan dilengkapi dengan kaligrafi. Contoh lainnya piring lafadz Allah yang dibuat zaman Dinasti Song. Masih banyak koleksi Reno Halsamer yang belum dipamerkan di museum ini. Koleksi itu berupa perhiasan terbuat dari emas jaman Kerajaan Majapahit dan raja­-raja sebelumnya, berupa cincin, giwang, dan gelang.