Sensasi River Tubing di Little Ubud
SAAT ini wisata
petualangan semakin diminati. Di antaranya, aktivitas wisata air seperti tubing, yang
semakin hari kian banyak penggemarnya. Di beberapa daerah di Jawa Tengah,
seperti Kudus, Kendal, Boyolali dan Magelang bermunculan beberapa tempat wisata
yang menyediakan wahana river tubing.
Ada yang dikelola oleh penduduk setempat, ada pula yang dikelola secara
profesional. Meski menjadi tren, masih banyak orang yang bingung membedakan antara
rafting dan tubing.
Dua jenis olahraga air itu punya
persamaan sekaligus perbedaan. Rafting sendiri sejenis olahraga mengendalikan
perahu karet yang menyusuri bagian jalur sungai yang cukup dalam, berarus
deras, berbatu-batu dan memiliki jeram-jeram yang menantang untuk ditaklukkan.
Rafting dilakukan secara berkelompok sekitar 4-6 orang dalam satu perahu karet
dan masing-masing membawa dayung sebagai alat kemudi. Sementara itu, river
tubing bisa diibaratkan single rafting.
Jika rafting menggunakan perahu karet, berbekal dayung dan dilakukan secara
berkelompok dalam satu perahu karet, maka river tubing menggunakan alat ban
besar dan dilakukan secara individu. Bila rafting
mengandalkan kekompakan tim untuk mempertahankan kestabilan dan keselamatan perahu,
maka river tubing mengandalkan keterampilan
individu saat menyusuri sungai. Biasanya sungai yang dipilih untuk aktivitas
tubing tidak dalam, dan jeram-jeramnya tidak terlalu ekstrem
Jika Anda berkeinginan menguji
adrenalin dengan olahraga air tubing, Anda bisa berkunjung ke daerah Magelang,
khususnya di kecamatan Candimulyo yang memiliki banyak aliran sungai dengan
beberapa penyedia jasa river tubing yang memiliki keunggulan masing-masing.
Untuk river tubing dengan sensasi jeram yang cukup deras dan menantang serta
mampu menguji adrenalin, Anda bisa menggunakan provider Little Ubud yang berada
di desa Tampir Wetan Kecamatan Candimulyo.
Di sini Anda bisa menyusuri aliran
air sungai Gono sekitar kurang lebih 1,5 jam. Airnya masih jernih karena
terletak di daerah hulu mata air. Sungai ini juga memiliki pemandangan yang
menyenangkan karena dikelilingi sawah yang subur, udara yang bersih dan
lingkungan desa yang asri. Untuk
mencapai tempat ini, Anda bisa menuju jalan yang mengarah ke Ketep Pass di
belakang pabrik kertas Blabak, atau dari arah Armada Town Square Magelang.
Lokasinya mudah dijangkau dan memiliki jalan aspal yang cukup baik.
Sebelum melakukan pengarungan
mandiri dengan ban, pemandu akan melakukan safety
briefing. Banyak peserta yang khawatir ikut tubing karena tidak bisa
berenang, takut tenggelam atau terbawa arus. Nicky, pengelola wahana Little
Ubud River Tubing memberikan penjelasan, river tubing cukup aman, bisa
dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa, pemula maupun sudah
berpengalaman. Bahkan bagi orang yang tidak bisa berenang sekalipun masih cukup
aman selama perlengkapan safety dan
pemandu bisa diandalkan. Batasan tinggi badan yang boleh mencoba river tubing adalah
100 cm, dengan berat badan maksimal 120 kg. Tujuannya agar tetap aman dan nyaman,
sesuai dengan kedalaman sungai dan tingkat derasnya arus sungai berikut kondisi
alamnya. Selain itu, gunakan pakaian
yang simpel dan nyaman, jangan lupa sarapan,
melakukan pemanasan atau senam ringan
secukupnya agar kaki tidak mengalami kram akibat suhu air yang dingin dan
pengaruh gerakan ban mengikuti arus sungai.
Langkah selanjutnya, peserta harus
memilih ban sesuai dengan besar badan, mengecek kondisi ban dan memastikan pengamannya
kuat. Ban pengaman standar internasional memiliki 2 pegangan tangan di bagian
kanan dan kiri. Di Indonesia sendiri masih banyak yang mengandalkan penggunaan
ban bagian dalam yang sudah dilengkapi webing
(tali khusus untuk pengaman bagian pantat wisatawan dari kemungkinan terbentur
bebatuan).
Luwes
Seirama Arus Sungai
Petualang dimulai saat Anda diangkut
naik mobil bak terbuka dari pos atau meeting
point yang berjarak sekitar 500 meter menuju titik start. Turun dari mobil,
Anda harus berjalan kaki sekitar 500 meter menuju tepi sungai, sambil membawa
ban yang akan digunakan untuk tubing. Perjalanan terasa menyenangkan karena
Anda akan melewati pematang sawah sambil menikmati hamparan tanaman padi yang
hijau membentang.
Pemandangan yang ada mengingatkan
pada desa Ubud di pulau Bali. Setelah mencapai tepian kali Gono, ban-ban mulai
diapungkan. Anda bisa membasahi diri dengan air sungai yang dingin untuk
penyesuaian. Hati-hati bebatuan di sini sangat licin. Anda akan dibantu pemandu
menaiki ban. Kedalaman air sungai di sini umumnya berkisar antara 40 cm hingga
1 meter. Mungkin karena curah hujan di bulan September (sewaktu tubing
dilakukan) sudah sangat berkurang. Sehingga debit air tidak begitu besar, tapi
cukup untuk menghanyutkan ban yang Anda kendarai.
Perjalanan river tubing dimulai saat
ban yang menopang tubuh Anda akan bergerak melintasi sungai yang berkelak
kelok, terhanyut oleh arus sungai yang deras di beberapa tempat. Suara tawa
bercampur teriakan saat melewati jeram yang mewarnai sepanjang perjalanan. Ada
sekitar 17 jeram yang harus dilewati pada lintasan sungai sepanjang 2 kilometer.
Sisata air akan lebih menyenangkan jika Anda mengajak keluarga atau teman karena Anda bisa membuat berbagai
formasi dan bermain air bersama sehingga suasana menjadi lebih meriah.
Di sepanjang lintasan tubing, deretan
bebatuan besar dan kecil, bertaburan menghadang, membuat ban yang Anda kendarai bergerak
berputar-putar, terbentur-bentur ke kanan dan ke kiri. Kadang badan Anda menghadap
ke depan, kadang berbalik arah menghadap ke belakang. Anda tak selalu bisa melihat ke depan searah
arus sungai. Namun, ikuti saja arusnya. Ada kalanya ban terhenti karena gagal
melewati hambatan batu besar. Sering pula peserta terlepas dari ban saat
melewati jeram. Tak usah takut dan panik karena ada tim pemandu yang sigap
mendorong ban kembali ke lintasan atau membantu Anda menaiki ban. Yang
terpenting, luwes mengikuti arus, menyeimbangkan badan, dan menikmati
perjalanan hingga akhir tercapai. Namun, jika Anda takut melewati jeram dengan naik
ban, Anda bisa turun dan berjalan kaki hingga ke tempat yang tak berjeram untuk
kembali naik ke ban.
Perjalanan menyusuri sungai, seru
sekaligus menegangkan. Anda harus waspada menjaga kepala, tangan, dan kaki dari
kemungkinan terluka akibat tergores tebing atau terbentur bebatuan yang ada. Di
sinilah Anda belajar untuk tidak melawan alam, melainkan bergerak luwes, selaras
dengan alam. Anda harus tahu bagaimana mengatur posisi badan saat melewati
jeram maupun bebatuan. Saat melewati jeram, atur posisi badan condong ke
belakang agar ban tidak terbalik. Posisi tangan harus selalu ada di bagian
dalam lingkaran ban untuk menghindari cidera tergores bebatuan. Anda bisa memberi tanda pada pemandu saat
menemui hambatan di sungai.
River tubing merupakan
olahraga berisiko sedang. Tetap saja ada risiko terbentur, tergores atau
terluka bila Anda kurang waspada. Bagaimanapun juga, bermain di alam punya
konsekuensi yang perlu dipahami. Anda harus bertanggung jawab atas keselamatan
diri, para pemandu hanya membantu mengurangi risikonya.
Dalam perjalanan hingga ke finish, Anda akan melewati beberapa
jeram. Namun ada kalanya, Anda akan mendapatkan aliran sungai yang tenang. Sebelum
mencapai titik akhir river tubing, Anda
akan mendapat instruksi dari tim pemandu agar berhenti dan turun dari ban. Ternyata
itu adalah bagian atas dari sebuah dam atau bendungan air. Di bawahnya ada air terjun
buatan setinggi kira-kira 2 meter. Di sini, Anda bisa uji nyali. Caranya dengan
terjun dari ketinggian menuju hamparan air sedalam 1,5 hingga 3 meter. Bagi
yang tidak berani terjun, disediakan anak tangga untuk turun menuju kolam di
bawahnya. Sambil beristirahat, Anda bisa berenang-renang di kolam yang tenang.
Menikmati aliran air terjun yang bisa digunakan untuk pijat refleksi badan.
Tinggal duduk atau berdiri di bawah aliran air terjun. Air terjun ini adalah
salah satu ikon untuk mengambil foto selfie dan wefie bersama teman dan
keluarga.
Dari air terjun ini, Anda kemudian
melanjutkan perjalanan menuju ujung lintasan river tubing. Kembali ke basecamp, ada beberapa toilet bersih
yang sudah siap digunakan untuk mandi dan membersihkan diri. Untuk biaya pengarungan adalah Rp 40.000 per
orang dengan perlengkapan keselamatan pelampung, helm, pelindung siku, dan
pelindung lutut serta pengantaran dan penjemputan kembali ke titik awal.