CERITA TENTANG KOTA TUA AMPENAN
Dari Makam
Loang Baloq, Anda bisa mampir ke Kota Tua Ampenan yang berada di bagian barat
pulau Lombok dan berbatasan langsung dengan Selat Lombok, selat yang memisahkan
antara Pulau Lombok dan Pulau Bali. Karena lokasi dari kecamatan Ampenan
yang tak jauh dari pusat kota Mataram, membuat akses menuju Kota Tua Ampenan
tidak sulit untuk ditemukan, baik menggunakan kendaraan umum, maupun kendaraan
pribadi. Jika anda berada di Bandara Selaparang, maka jaraknya sangat dekat,
karena bandara tersebut berada di kawasan Ampenan Utara.
Ampenan
dalam bahasa Sasak berati amben alias tempat singgah. Sesuai dengan namanya,
Ampenan merupakan kawasan yang oleh Belanda dikembangkan menjadi pelabuhan
untuk menyaingi dominasi kerajaan-kerajaan di Bali. Kota ini dahulunya pernah menjadi
salah satu pusat kota di Lombok. Kini, Ampenan menjadi sebuah kecamatan di
Mataram.
Kota Tua
ini memiliki cerita sejarah yang
penting, tak hanya bagi Mataram, tetapi juga sejarah penting bagi Pulau Lombok
dan wilayah sekitarnya. Pelabuhan Ampenan mulai dikembangkan sejak tahun 1800
serta menjadi kota penting dan menjadi pusat perdagangan di Lombok pada tahun
1948-1950. Sayang, karena besarnya gelombang laut di Selat Lombok, membuat
dermaga ini terpaksa ditutup pada tahun 1970 dan berpindah ke Pelabuhan Lembar.
Seiring berjalannya waktu, wilayah Ampenan mulai sepi dan jauh dari kesibukan. Namun,
sampai saat ini, arsitektur bangunan tua era kolonial sebagian masih ada.
Sebagai kota pelabuhan, beragam etnis tinggal
berdampingan di sini, seperti China, Melayu, Arab, dan Bugis. Hal ini masih
dapat terlihat hingga kini jika menyusuri beberapa ruas jalan di Ampenan. Di
Jalan Yos Sudarso, misalnya, toko milik etnis Tionghoa berderet di satu sisi
jalan, sedangkan toko milik etnis Arab berada di sisi jalan lainnya.
Untuk
memulai wisata, biasanya, para wisatawan mengawalinya dari simpang lima dekat jalan
Yos Sudarso. Dari simpang ini, anda sudah bisa melihat bangunan tua bertingkat
yang kental dengan arsitektur Belanda. Salah satu area yang menjadi minat pengunjung
adalah wilayah bekas dermaga. Ketika anda memasuki wilayah bekas dermaga ini,
anda masih bisa menemukan sisa reruntuhan dari dermaga tersebut. Saat ini, sisa
dermaga tersebut digunakan sebagai lokasi memancing bagi masyarakat lokal
maupun wisatawan yang ingin menikmati suasana menunggu sunset yang indah. bangunan kuna dipulas dengan cat
berwarna-warni sehingga menghadirkan gaya art
deco.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar