Rabu, 18 April 2018

Lobang Jepang Bukittinggi


Misteri Lobang Jepang Bukittinggi



            Dari Taman Jam Gadang, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Lobang Jepang. Masyarakat Sumatera Barat menyebut gua dengan nama lobang. Di bawah permukaan Kota Bukittinggi terbentang terowongan yang dibangun Jepang dengan panjang enam kilometer. Itulah mengapa  bangunan di Bukittinggi tak ada yang tinggi karena ditakutkan jika dibangun terlalu tinggi, pondasi bangunan akan bertemu dengan Lobang Jepang dan ambruk.
            Lobang Jepang ini merupakan salah satu lubang yang terpanjang di Asia mencapai lebih dari 6 kilometer dan beberapa tembus di sekitar kawasan Ngarai Sianok, Jam gadang yang terletak di samping Istana Bung Hatta, dan juga di Benteng Fort De Kock yang masuk di wilayah Kebun Binatang Bukittinggi.


            Saat ditemukan pertama kali pada awal tahun 1950, pintu Lobang Jepang hanya 20 cm dengan kedalaman 64 meter. Lalu setelah dikelola dan dibuka secara umum oleh pemerintahan setempat pada tahun 1984, mulut lubang tersebut dibuat lebih nyaman untuk dilalui. Sayangnya dinding telah ditutup semen dan di bagian dalam juga banyak divariasikan untuk memasang panel listrik sehingga kehilangan bentuk aslinya.  Lobang Jepang saat ini dibuka untuk umum sebagai tempat wisata, dengan total panjang 1,5 kilometer yang dapat dijelajah wisatawan. Selebihnya ditutup pemerintah setempat.
            Pintu masuk Lobang Jepang berada di Taman Panorama yang memiliki pemandangan Ngarai Sianok. Biasanya wisatawan akan ditemani pemandu yang akan menarik biaya sekitar Rp 60.000 dan akan keluar melalui lubang di ujung lain. Namun jika Anda tidak ditemani oleh pemandu, biasanya Anda perlu memberikan sedikit tips kepada mereka untuk membuka jika tidak ingin kembali ke pintu masuk dan melewati tangga yang mencapai 132 anak tangga.




            Konon saat pembangunan Lobang Jepang tak ada masyarakat Bukittinggi yang tahu.  Pembangunan gua ini berlangsung selama kurang lebih tiga tahun, dari tahun 1944. Konon pembangunannya memang dirahasiakan oleh Jepang dan dilakukan di malam hari. Para pekerja paksa Lobang Jepang rata-rata adalah pekerja paksa dari daerah Jawa. Ini dilakukan agar para pekerja tak bisa kabur karena tak tahu medan setempat.




            Ada 21 lorong di Lobang Jepang yang dahulu memiliki banyak fungsi, seperti barak tentara, ruang sidang, kamar komando, pintu penyergapan, pintu pelarian, sampai dapur pembantaian. Lobang tersebut dibuat atas instruksi Letjen Moritake Tanabe Panglima Divisi ke 25 Angkatan Darat Balatentara Jepang. Lubang perlindungan tersebut, konon mampu menahan letusan bom seberat 500 kg. ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar