Misteri Lobang
Jepang Bukittinggi
Dari Taman Jam Gadang, Anda bisa
melanjutkan perjalanan ke Lobang Jepang. Masyarakat Sumatera Barat menyebut gua
dengan nama lobang. Di bawah permukaan Kota Bukittinggi terbentang terowongan
yang dibangun Jepang dengan panjang enam kilometer. Itulah mengapa bangunan di Bukittinggi tak ada yang tinggi
karena ditakutkan jika dibangun terlalu tinggi, pondasi bangunan akan bertemu
dengan Lobang Jepang dan ambruk.
Lobang Jepang ini merupakan salah
satu lubang yang terpanjang di Asia mencapai lebih dari 6 kilometer dan
beberapa tembus di sekitar kawasan Ngarai Sianok, Jam gadang yang terletak di
samping Istana Bung Hatta, dan juga di Benteng Fort De Kock yang masuk di
wilayah Kebun Binatang Bukittinggi.
Saat ditemukan pertama kali pada
awal tahun 1950, pintu Lobang Jepang hanya 20 cm dengan kedalaman 64 meter.
Lalu setelah dikelola dan dibuka secara umum oleh pemerintahan setempat pada
tahun 1984, mulut lubang tersebut dibuat lebih nyaman untuk dilalui. Sayangnya
dinding telah ditutup semen dan di bagian dalam juga banyak divariasikan untuk
memasang panel listrik sehingga kehilangan bentuk aslinya. Lobang Jepang saat ini dibuka untuk umum
sebagai tempat wisata, dengan total panjang 1,5 kilometer yang dapat dijelajah wisatawan.
Selebihnya ditutup pemerintah setempat.
Pintu masuk Lobang Jepang berada di
Taman Panorama yang memiliki pemandangan Ngarai Sianok. Biasanya wisatawan akan
ditemani pemandu yang akan menarik biaya sekitar Rp 60.000 dan akan keluar
melalui lubang di ujung lain. Namun jika Anda tidak ditemani oleh pemandu,
biasanya Anda perlu memberikan sedikit tips kepada mereka untuk membuka jika
tidak ingin kembali ke pintu masuk dan melewati tangga yang mencapai 132 anak
tangga.
Konon saat pembangunan Lobang Jepang
tak ada masyarakat Bukittinggi yang tahu. Pembangunan gua ini berlangsung selama kurang
lebih tiga tahun, dari tahun 1944. Konon pembangunannya memang dirahasiakan
oleh Jepang dan dilakukan di malam hari. Para pekerja paksa Lobang Jepang
rata-rata adalah pekerja paksa dari daerah Jawa. Ini dilakukan agar para
pekerja tak bisa kabur karena tak tahu medan setempat.
Ada 21 lorong di Lobang Jepang yang
dahulu memiliki banyak fungsi, seperti barak tentara, ruang sidang, kamar
komando, pintu penyergapan, pintu pelarian, sampai dapur pembantaian. Lobang
tersebut dibuat atas instruksi Letjen Moritake Tanabe Panglima Divisi ke 25
Angkatan Darat Balatentara Jepang. Lubang perlindungan tersebut, konon mampu
menahan letusan bom seberat 500 kg. ****