Minggu, 11 Januari 2015

Namsangol Hanok Village


Menyarikan Kembali Peninggalan Dinasti Joseon 




DI tengah denyut kehidupan modern di Seoul, Ibukota Korea Selatan, Anda masih bisa merasakan detak kehidupan masa lalu dengan mengunjungi Namsangol Hanok Village. Melihat dari kejauhan, tempat ini cukup unik, berupa ‘’kampung’’ yang keberadaannya bersaing dengan  gedung-gedung tinggi berarsitektur masa kini.
Namsangol Hanok Village-dikenal juga dengan nama A Village of Traditional Houses in the Namsan Valley-berada di kawasan Pil-dong Seoul. Bangunan yang ada di sini adalah hanok atau rumah yang dibangun ulang untuk menghadirkan kembali atmosfer kuno khas Dinasti Joseon. Atau dengan kata lain, esensi kehidupan Dinasti Joseon disarikan kembali ke dalam Namsangol Hanok Village.



Saat mengunjungi ‘’desa’’ ini, begitu memasuki gerbang depan, Anda akan disuguhi sebuah pemandangan cantik berupa lembah yang luas lengkap dengan pepohonan. Lokasi Namsangol Hanok Village sendiri dulunya merupakan paviliun yang digunakan untuk berlibur pada masa Lady Yoon, permaisuri dari Sunjeonghyo. Paviliun ini dikenal dengan nama Cheonghakdong yang keindahannya bisa disejajarkan dengan Gyeongbokgung Palace (salah satu istana di Seoul). Paviliun ini dilengkapi dengan taman yang indah,  dan ada sungai bersih yang airnya senantiasa mengalir. Jika mengunjungi tempat ini pada saat musim gugur (autumn) pada bulan September-November, Anda akan melihat sensasi keindahan warna dari daun pepohonan yang berubah warna dari hijau menjadi cokelat, merah, oranye, kuning, yang kemudian meranggas, serta udara yang cerah dan tidak terlalu dingin.  Anda bisa membayangkan diri menjadi Ratu Yoon yang asyik menikmati keindahan paviliun mewah ditemani dayang-dayang. Gambaran mengenai serial drama kolosal Korea bisa Anda lihat secara  nyata dengan mengunjungi tempat ini,



Selain Cheonghakdong, Anda juga bisa menyaksikan beberapa rumah tradisional, yang  bangunannya terintergrasi pada lahan seluas hampir 8.000 meter persegi. Dengan restorasi yang hati-hati, kampung tradisional ini  sangat menarik. Kondisi asli rumah membantu pengunjung memahami kehidupan sehari-hari penduduk Korea Selatan pada masa itu. Menariknya, di salah satu rumah, Anda bisa minum teh, sama persis seperti tatanan dan rasa teh pada ratusan abad silam. Kita juga bisa menengok dapur dan beberapa gentong yang digunakan untuk memasak Kimchi, salah satu makanan tradisional Korea Selatan. Kamar tidur dan kamar belajar masyarakat pada masa itu juga bisa kita lihat di rumah tradisional ini.

Kapsul Waktu 400 Tahun

Namsangol Hanok Village sebenarnya lebih cocok disebut sebagai kompleks museum. Karena rumah-rumah yang ada, tidak dipergunakan sebagai tempat tinggal sebagaimana di Bukchon Hanok Village, kampung tradisional lainnya di Korsel. Tapi khusus untuk menampilkan perabotan dan barang-barang lainnya dari dinasti Joseon. Tata letak perabotan sesuai dengan penempatan asli pada saat rumah tersebut masih digunakan. Sehingga, saat sedang berada di Namsangol Hanok Village, Anda tidak hanya akan belajar banyak mengenai arsitektural dari Hanok, tapi juga beberapa aksesori pelengkapnya. Termasuk tata letak perabotnya. Budaya kuno Korea memang masih sangat dipengaruhi oleh budaya China. Tidak heran bila setiap sudut rumah di Hanok tradisional, sangat diperhatikan tata letaknya.



Jika kita ingin mempunyai barang-barang seperti yang dipamerkan dalam rumah-rumah tersebut, Anda bisa mampir ke pameran yang ada di kawasan ini. Anda bisa membeli suvenir, seperti piring dan teh tradisional. Anda juga bisa mencoba beberapa permainan tradisional Korea seperti Tuho (panahan) dan Yunnori (permainan tongkat kayu). Jangan lupa untuk melihat upacara perkawinan tradisional yang biasanya dihelat di Namsangol Hanok Village. Anda bisa berfoto bersama mempelai sebagai kenang-kenangan.
Untuk koleksi yang lebih lengkap Anda bisa mengunjungi Traditional Craftwork Museum yang berada di lokasi sama. Di sini, Anda bisa menyaksikan aneka hasil seni tradisional seperti puisi, alat musik, serta beberapa karya lainnya. Alat musik yang bisa Anda temui di Traditional Craftwork Museum misalnya Gayageum (kecapi dengan 12 senar) dan Geomungo (sitar dengan 6 senar).
Satu yang harus Anda ketahui, di dalam tanah Namsangol Hanok Village, pada tanggal 29 November 1994, telah dikubur  apa yang dinamakan Time Capsule Plaza. Kapsul ini dipendam sedalam kurang lebih 15 meter dan berisi setidaknya 600 item benda yang mewakili kehidupan dan budaya masyarakat Korsel saat ini. Kapsul ini sengaja dipendam untuk meninggalkan jejak sejarah untuk generasi yang akan datang,  dan akan dibuka 400 tahun kemudian.



Asyiknya, untuk berkeliling Namsangol Hanok Village, Anda tidak dipungut biaya alias gratis. Untuk mencapai tempat ini Anda bisa naik subway jalur tiga  atau empat menuju  Chungmuto Station dan turun melalui pintu exit 3 atau 4. Namsangol Hanok Village buka pukul 09.00-18.00 pada bulan November sampai Maret. Sedangkan pada Juni hingga Agustus buka dari jam 09.00 hingga 20.00. Untuk bulan April hingga Mei dan September sampai Oktober, Namsangol Hanok Village buka dari pukul 09.00-19.00 waktu setempat. Khusus pada hari Selasa tempat ini tutup. Jika kebetulan hari Selasa adalah hari libur maka akan dibuka, namun pada hari Rabunya akan tutup.****


Tidak ada komentar:

Posting Komentar