Menyarikan Kembali Peninggalan Dinasti Joseon
DI tengah denyut kehidupan modern
di Seoul, Ibukota Korea Selatan, Anda masih bisa merasakan detak kehidupan masa lalu dengan
mengunjungi Namsangol Hanok Village. Melihat dari kejauhan, tempat ini cukup unik,
berupa ‘’kampung’’ yang keberadaannya bersaing dengan gedung-gedung tinggi berarsitektur masa kini.
Namsangol
Hanok Village-dikenal
juga dengan nama A Village of Traditional Houses in the Namsan Valley-berada di kawasan Pil-dong Seoul. Bangunan yang ada di sini adalah hanok atau rumah yang dibangun ulang untuk
menghadirkan kembali atmosfer kuno khas
Dinasti Joseon. Atau dengan kata lain, esensi kehidupan Dinasti Joseon disarikan kembali ke dalam Namsangol Hanok Village.
Saat mengunjungi ‘’desa’’ ini, begitu memasuki gerbang
depan, Anda akan disuguhi sebuah pemandangan cantik berupa lembah yang luas
lengkap dengan pepohonan. Lokasi Namsangol Hanok Village sendiri dulunya merupakan
paviliun yang
digunakan untuk berlibur pada masa Lady Yoon, permaisuri dari Sunjeonghyo. Paviliun ini dikenal dengan nama
Cheonghakdong yang keindahannya
bisa disejajarkan dengan Gyeongbokgung Palace (salah satu istana di Seoul). Paviliun ini dilengkapi dengan
taman yang indah, dan ada sungai bersih yang airnya senantiasa mengalir. Jika
mengunjungi tempat ini pada saat musim gugur (autumn) pada bulan September-November, Anda akan melihat sensasi
keindahan warna dari daun pepohonan yang berubah warna dari hijau menjadi cokelat,
merah, oranye, kuning, yang kemudian meranggas, serta udara yang cerah dan
tidak terlalu dingin. Anda bisa
membayangkan diri menjadi Ratu Yoon yang asyik menikmati keindahan paviliun mewah ditemani dayang-dayang. Gambaran mengenai serial
drama kolosal Korea bisa Anda lihat secara nyata dengan mengunjungi tempat ini,
Selain Cheonghakdong, Anda juga bisa menyaksikan beberapa
rumah tradisional, yang bangunannya terintergrasi pada lahan
seluas hampir 8.000 meter persegi. Dengan restorasi yang hati-hati, kampung tradisional
ini sangat menarik. Kondisi asli rumah membantu pengunjung memahami kehidupan sehari-hari penduduk Korea Selatan pada masa itu. Menariknya, di salah satu rumah, Anda
bisa minum teh, sama persis seperti tatanan dan rasa teh pada ratusan abad
silam. Kita juga bisa menengok dapur dan beberapa gentong yang digunakan untuk
memasak Kimchi, salah satu makanan tradisional Korea
Selatan. Kamar tidur dan kamar belajar masyarakat pada masa itu juga bisa kita
lihat di rumah tradisional ini.
Kapsul Waktu 400 Tahun
Namsangol Hanok Village sebenarnya lebih cocok disebut sebagai kompleks museum. Karena
rumah-rumah
yang ada, tidak
dipergunakan sebagai tempat tinggal sebagaimana di Bukchon Hanok Village,
kampung tradisional lainnya di Korsel. Tapi khusus untuk menampilkan perabotan
dan barang-barang
lainnya dari dinasti Joseon. Tata letak perabotan sesuai dengan
penempatan asli pada saat rumah tersebut masih digunakan. Sehingga, saat sedang
berada di Namsangol Hanok Village, Anda tidak hanya akan belajar banyak
mengenai arsitektural dari Hanok, tapi juga beberapa aksesori pelengkapnya.
Termasuk tata letak perabotnya.
Budaya kuno Korea
memang masih sangat dipengaruhi oleh budaya China. Tidak heran bila setiap sudut
rumah di Hanok tradisional, sangat diperhatikan tata letaknya.
Jika kita ingin mempunyai barang-barang seperti yang
dipamerkan dalam rumah-rumah tersebut, Anda bisa mampir ke pameran yang ada di
kawasan ini. Anda bisa membeli suvenir, seperti piring dan teh tradisional.
Anda juga bisa mencoba beberapa permainan tradisional Korea seperti Tuho
(panahan) dan Yunnori (permainan tongkat kayu). Jangan lupa untuk melihat
upacara perkawinan tradisional yang biasanya dihelat di Namsangol Hanok
Village. Anda bisa berfoto bersama mempelai sebagai kenang-kenangan.
Untuk koleksi yang lebih lengkap Anda bisa mengunjungi
Traditional Craftwork Museum yang berada di lokasi sama. Di sini, Anda bisa
menyaksikan aneka hasil seni tradisional seperti puisi, alat musik, serta
beberapa karya lainnya. Alat musik yang bisa Anda temui di Traditional Craftwork
Museum misalnya Gayageum (kecapi dengan 12 senar) dan Geomungo (sitar dengan 6
senar).
Satu yang harus Anda ketahui, di dalam tanah Namsangol Hanok Village, pada tanggal 29
November 1994,
telah dikubur apa yang dinamakan Time Capsule Plaza. Kapsul
ini dipendam sedalam kurang lebih 15 meter dan berisi setidaknya 600 item benda
yang mewakili kehidupan dan budaya masyarakat Korsel saat ini. Kapsul ini sengaja dipendam untuk
meninggalkan jejak sejarah untuk generasi yang akan datang, dan akan dibuka 400 tahun kemudian.
Asyiknya, untuk berkeliling Namsangol Hanok Village, Anda
tidak dipungut biaya alias gratis. Untuk mencapai tempat ini Anda bisa naik
subway jalur tiga atau empat menuju Chungmuto Station dan turun melalui pintu exit
3 atau 4. Namsangol Hanok Village buka pukul 09.00-18.00 pada bulan November
sampai Maret. Sedangkan pada Juni hingga Agustus buka dari jam 09.00 hingga 20.00.
Untuk bulan April hingga Mei dan September sampai Oktober, Namsangol Hanok
Village buka dari pukul 09.00-19.00 waktu setempat. Khusus pada hari Selasa
tempat ini tutup. Jika kebetulan hari Selasa adalah hari libur maka akan
dibuka, namun pada hari Rabunya akan tutup.****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar