Atmosfer Kampung Global di Itaewon
Jika merencanakan traveling ke Seoul, Korea Selatan (Korsel), jangan lupa
untuk menjadwalkan perjalanan ke daerah Itaewon. Banyak yang menarik di sini!
ITAEWON
merupakan sebuah kawasan permukiman dan perbelanjaan di tengah kota Seoul yang dihuni oleh aneka macam kebangsaan, sehingga dikenal sebagai kampung global. Kawasan ini menawarkan sensasi keanekaragaman budaya hampir dari seluruh
dunia. Anda yang berasal dari
Indonesia, bisa merasakan budaya Indonesia di tempat ini. Untuk mencapai
kawasan ini, Anda bisa menumpang subway
(kereta cepat) jalur 6 melalui Seoul Subway dan turun di stasiun Itaweon pintu
keluar nomor 3. Turun dari stasiun, Anda akan menemukan fire station Itaewon,
berbeloklah ke kanan. Jika sampai di persimpangan belok kiri dan berjalanlah
sekitar 200 meter.
Di sini, terdapat
banyak restoran dari berbagai negara, hotel, toko-toko yang menjual bermacam
barang, tak ketinggalan para pedagang kaki lima. Sebagai gambaran, mungkin Itaewon mirip dengan
kawasan Malioboro di Jogja tetapi lebih luas dan lebih panjang jalannya.
Distrik ini sangat bersahabat dengan
para wisatawan karena bahasa yang digunakan baik oleh para pemilik toko dan layanan jasa, dan juga
tulisan-tulisan menu, keterangan, nama toko, tidak hanya berbahasa Korea atau
bertulis dengan huruf Hangul saja, tetapi juga memakai tulisan dan bahasa
Jepang, Mandarin, serta Inggris. Di sebuah
trotoar, ada berbagai bahasa ucapan selamat datang
dari segala penjuru dunia, termasuk Indonesia, mengingatkan pada walk of fame di
Hollywood yang bercap tangan para selebriti Hollywood.
Anda pun tak perlu bingung jika hendak berkeliling
Itaewon karena pemerintah Korsel menyediakan pemandu wisata gratis. Pemandu ini
biasanya berjalan keliling berdua dengan rekan kerjanya dengan mengenakan
pakaian seragam merah dan bertopi, serta di lehernya tergantung tanda pengenal
yang tertulis “Pemandu Wisata
Gratis” dalam bahasa Inggris, China, Jepang dan lainnya. Pemandu wisata gratis ini merupakan program
pemerintah yang gencar memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi para wisatawan
yang berkunjung ke Korsel. Selain bisa meminta bantuan langsung kepada pemandu
wisata gratis yang ditemui di lokasi, Anda juga bisa mendaftarkan diri lewat situs kantor organisasi pariwisata Korea untuk
mendapatkan pemandu wisata gratis sesuai bahasa yang diinginkan. Jika Anda sudah
melakukan pendaftaran, maka akan mendapatkan penjelasan tentang ketersediaan
pemandu yang Anda minta serta detail-detail perinciannya melalui
email.
Di sepanjang
jalan yang ada di Itaewon, Anda akan melihat toko-toko
aneka suvenir. Namun, karena merupakan kampungnya turis, harga barang yang
ditawarkan lebih mahal dari pasar lain yang ada di Seoul dan sejumlah kawasan
lain di Korea. Di sini juga menyediakan Itaewon Night Market yang terletak
di dekat kawasan Seoul Central Mosque atau
masjid sentral.
Pasar yang dibuka pada malam hari itu menyediakan
berbagai barang, seperti baju dan aksesoris seperti
kaus kaki, anting-anting, gelang, kalung dan beberapa fashion item lainnya.
Jika Anda ingin
menikmati aneka kuliner halal, di sinilah tempatnya. Anda bisa makan di Ashoka yang merupakan
restoran India pertama di Korea. Ada juga
resto Moghul yang konon mengimpor langsung bahan-bahan makanannya dari
Pakistan. Dan, tepat di dekat Seoul
Central Mosque ada resto Wazwan yang memiliki menu andalan tandoori chicken. Sementara
itu, Evergreen Halal Food Restaurant bisa menjadi alternatif. Keunikan kedai
ini adalah karena mereka menyajikan makanan dengan cara prasmanan. Restoran halal lain yang banyak
direkomendasikan adalah Murree Korea Muslim Food. Di sini, ada aneka menu
khas Korea yang bisa dipilih dan terjamin halal. Di antaranya adalah kimchi
bokumbab, bukgogi dukbaegi, bibimbap, dan juga dak do ri tang.
Pesona Masjid Sentral
Selain merupakan
kampung global, salah satu magnet dari Itaewon adalah keberadaan Seoul Central
Mosque, satu-satunya masjid yang berada di Seoul. Masjid ini diberi nama bahasa Arab, Si’ul Al Markaz. Namun, petunjuk jalan
yang dibuat oleh pemerintah setempat menuliskannya dengan bahasa Inggis
yakni Seoul Central Mosque. Arsitekturnya yang khas membuat wisatawan akan
dengan mudah mengenali masjid ini. Bagi masyarakat setempat dan pemeluk non
muslim, masjid ini merupakan titik destinasi wisata karena keindahan
arsitekturnya. Apalagi Seoul Central Mosque ini terletak di ketinggian, antara Gunung Nam dan Sungai Han.
Bangunan masjid
terdiri dari 3 lantai, tidak hanya menyediakan tempat untuk salat berjamaah
namun juga terdapat beberapa ruangan lain seperti kantor, ruang kelas, ruang
rapat dan ruang konferensi. Bahkan ada penginapan yang sering dipakai para
pekerja asing untuk menginap. Perluasan bangunan ini dilakukan pada tahun 1991
setelah pengelola setempat mendapatkan sumbangan dari pemerintah Arab Saudi
sebesar 3,5 miliar Won. Di kompleks masjid juga terdapat sebuah organisasi yang
mengurusi segala kepentingan politik dan diplomasi umat muslim di Korea
Selatan, yaitu Korea Muslim Foundation atau biasa disingkat KMF.
Seperti layaknya
masjid yang berdiri di negara berpenduduk non-muslim, Anda akan melihat bahwa tempat ini didatangi oleh orang-orang beragam
kebangsaan, seperti Mesir, Libya, Suria, Sudan, Pakistan, Bangladesh, Turki dan
tentu saja Indonesia. Mereka pada umumnya adalah para pekerja asing yang
mengadu nasib di Korsel. Ada juga penduduk asli keturunan, para mualaf yang masuk ke Korea saat perang Korea.
Masjid ini juga menjadi tujuan para wisatawan yang ingin menunaikan
salat Jumat. Setiap hari Jumat paling tidak ada 800 jamaah yang melaksanakan
salat. Menyadari bahwa jamaah salat Jumat di masjid ini berasal dari berbagai
negara, maka kutbah Jumat diberikan dalam 2 bahasa sekaligus yakni bahasa Arab
dan Inggris. Pada saat bulan Ramadan, masjid ini akan
semakin ramai oleh kegiatan keagamaan dan acara buka serta sahur bersama. Sama
seperti di Indonesia, pengelola masjid juga menyediakan hidangan untuk para
jamaah. Jadi Anda tak perlu ketakutan kelaparan jika mengunjungi Seoul Central
Mosque saat bulan puasa.
Uniknya, lokasi Seoul Central Mosque ini berada di dekat
basis militer AS di Korea Selatan. Jadi jangan heran jika Anda akan melihat
sekelompok tentara Amerika hilir mudik di kawasan ini.
Ya, perbedaan bukanlah hal yang aneh di Itaewon, bahkan jika Anda
menggunakan pakaian tradisional pun tak ada orang yang akan memandang Anda
dengan tatapan penuh tanda tanya. Berbeda halnya jika berada di kawasan lainnya di Seoul. Hal ini yang membuat
Itaewon dikenal dengan sebutan ‘’Itaewon Freedom’’ yang sangat menghargai perbedaan. ****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar