Sabtu, 10 Januari 2015

Itaewon, Kampung Global Seoul Korea Selatan

Atmosfer Kampung Global di Itaewon 

Jika merencanakan traveling ke Seoul, Korea Selatan (Korsel), jangan lupa untuk menjadwalkan perjalanan ke daerah Itaewon. Banyak yang menarik di sini!




ITAEWON merupakan sebuah kawasan permukiman dan perbelanjaan di tengah kota Seoul  yang dihuni oleh aneka macam kebangsaan, sehingga dikenal sebagai kampung global. Kawasan ini menawarkan sensasi keanekaragaman budaya hampir dari seluruh dunia. Anda yang berasal dari Indonesia, bisa merasakan budaya Indonesia di tempat ini. Untuk mencapai kawasan ini, Anda bisa menumpang subway (kereta cepat) jalur 6 melalui Seoul Subway dan turun di stasiun Itaweon pintu keluar nomor 3. Turun dari stasiun, Anda akan menemukan fire station Itaewon, berbeloklah ke kanan. Jika sampai di persimpangan belok kiri dan berjalanlah sekitar 200 meter. 
Di sini, terdapat banyak restoran dari berbagai negara, hotel, toko-toko yang menjual bermacam barang, tak ketinggalan para pedagang kaki lima. Sebagai gambaran, mungkin Itaewon mirip dengan kawasan Malioboro di Jogja tetapi lebih luas dan lebih panjang jalannya.
Distrik ini sangat bersahabat dengan para wisatawan karena bahasa yang digunakan baik oleh para pemilik toko dan layanan jasa, dan juga tulisan-tulisan menu, keterangan, nama toko, tidak hanya berbahasa Korea atau bertulis dengan huruf Hangul saja, tetapi juga memakai tulisan dan bahasa Jepang, Mandarin, serta Inggris. Di sebuah trotoar, ada berbagai bahasa ucapan selamat datang dari segala penjuru dunia, termasuk Indonesia, mengingatkan pada walk of fame di Hollywood yang bercap tangan para selebriti Hollywood.




Anda pun tak perlu bingung jika hendak berkeliling Itaewon karena pemerintah Korsel menyediakan pemandu wisata gratis. Pemandu ini biasanya berjalan keliling berdua dengan rekan kerjanya dengan mengenakan pakaian seragam merah dan bertopi, serta di lehernya tergantung tanda pengenal yang tertulis “Pemandu Wisata Gratis” dalam bahasa Inggris, China, Jepang dan lainnya.  Pemandu wisata gratis ini merupakan program pemerintah yang gencar memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Korsel. Selain bisa meminta bantuan langsung kepada pemandu wisata gratis yang ditemui di lokasi, Anda juga bisa mendaftarkan diri lewat situs kantor organisasi pariwisata Korea untuk mendapatkan pemandu wisata gratis sesuai bahasa yang diinginkan. Jika Anda sudah melakukan pendaftaran, maka akan mendapatkan penjelasan tentang ketersediaan pemandu yang Anda minta serta detail-detail perinciannya melalui email.





Di sepanjang jalan yang ada di Itaewon, Anda akan melihat toko-toko aneka suvenir. Namun, karena merupakan kampungnya turis, harga barang yang ditawarkan lebih mahal dari pasar lain yang ada di Seoul dan sejumlah kawasan lain di Korea.  Di sini juga menyediakan Itaewon Night Market yang terletak di dekat kawasan Seoul Central Mosque atau masjid sentral. Pasar yang dibuka pada malam hari itu menyediakan berbagai barang, seperti baju dan aksesoris seperti kaus kaki, anting-anting, gelang, kalung dan beberapa fashion item lainnya.
Jika Anda ingin menikmati aneka kuliner halal, di sinilah tempatnya.  Anda bisa makan di Ashoka yang merupakan restoran India pertama di Korea. Ada juga  resto Moghul yang konon mengimpor langsung bahan-bahan makanannya dari Pakistan.  Dan, tepat di dekat Seoul Central Mosque ada resto Wazwan yang memiliki menu andalan tandoori chicken. Sementara itu, Evergreen Halal Food Restaurant bisa menjadi alternatif. Keunikan kedai ini adalah karena mereka menyajikan makanan dengan cara prasmanan.  Restoran halal lain yang banyak direkomendasikan adalah Murree Korea Muslim Food. Di sini, ada aneka menu khas Korea yang bisa dipilih dan terjamin halal. Di antaranya adalah kimchi bokumbab, bukgogi dukbaegi, bibimbap, dan juga dak do ri tang. 

Pesona Masjid Sentral

Selain merupakan kampung global, salah satu magnet dari Itaewon adalah keberadaan Seoul Central Mosque, satu-satunya masjid yang berada di Seoul. Masjid ini diberi nama bahasa Arab, Si’ul Al Markaz. Namun, petunjuk jalan yang dibuat oleh pemerintah setempat menuliskannya dengan bahasa Inggis yakni Seoul Central Mosque. Arsitekturnya yang khas membuat wisatawan akan dengan mudah mengenali masjid ini. Bagi masyarakat setempat dan pemeluk non muslim, masjid ini merupakan titik destinasi wisata karena keindahan arsitekturnya. Apalagi Seoul Central Mosque ini terletak di ketinggian, antara Gunung Nam dan  Sungai Han.
Bangunan masjid terdiri dari 3 lantai, tidak hanya menyediakan tempat untuk salat berjamaah namun juga terdapat beberapa ruangan lain seperti kantor, ruang kelas, ruang rapat dan ruang konferensi. Bahkan ada penginapan yang sering dipakai para pekerja asing untuk menginap. Perluasan bangunan ini dilakukan pada tahun 1991 setelah pengelola setempat mendapatkan sumbangan dari pemerintah Arab Saudi sebesar 3,5 miliar Won. Di kompleks masjid juga terdapat sebuah organisasi yang mengurusi segala kepentingan politik dan diplomasi umat muslim di Korea Selatan, yaitu Korea Muslim Foundation atau biasa disingkat KMF.
Seperti layaknya masjid yang berdiri di negara berpenduduk non-muslim, Anda akan melihat bahwa tempat ini didatangi oleh orang-orang beragam kebangsaan, seperti Mesir, Libya, Suria, Sudan, Pakistan, Bangladesh, Turki dan tentu saja Indonesia. Mereka pada umumnya adalah para pekerja asing yang mengadu nasib di Korsel. Ada juga penduduk asli keturunan, para mualaf yang masuk ke Korea saat perang Korea. 
Masjid ini juga menjadi tujuan para wisatawan yang ingin menunaikan salat Jumat. Setiap hari Jumat paling tidak ada 800 jamaah yang melaksanakan salat. Menyadari bahwa jamaah salat Jumat di masjid ini berasal dari berbagai negara, maka kutbah Jumat diberikan dalam 2 bahasa sekaligus yakni bahasa Arab dan Inggris. Pada saat bulan Ramadan, masjid ini akan semakin ramai oleh kegiatan keagamaan dan acara buka serta sahur bersama. Sama seperti di Indonesia, pengelola masjid juga menyediakan hidangan untuk para jamaah. Jadi Anda tak perlu ketakutan kelaparan jika mengunjungi Seoul Central Mosque saat bulan puasa.
Uniknya, lokasi Seoul Central Mosque ini berada di dekat basis militer AS di Korea Selatan. Jadi jangan heran jika Anda akan melihat sekelompok tentara Amerika hilir mudik di kawasan ini.

Ya, perbedaan bukanlah hal yang aneh di Itaewon, bahkan jika Anda menggunakan pakaian tradisional pun tak ada orang yang akan memandang Anda dengan tatapan penuh tanda tanya. Berbeda halnya jika berada di kawasan lainnya di Seoul. Hal ini yang membuat Itaewon dikenal dengan sebutan ‘’Itaewon Freedom’’ yang sangat menghargai perbedaan. ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar