Rabu, 03 Januari 2018

Rafting Sungai Elo

Menaklukkan Jeram Sungai Elo





MAGELANG punya banyak destinasi wisata. Salah satunya wisata arung jeram (rafting) menyusuri sungai Elo yang cukup memacu adrenalin.  Lokasi sungai Elo terletak di desa Pare, Blondo Mungkid, Magelang.  Meski kalah seru dibanding arung jeram di kali Progo, menyusuri keindahan sungai Elo dapat menjadi penawar rindu bagi pecinta wisata air. Anda tak perlu takut untuk mencoba rafting di Elo karena aliran arus sungai cukup mudah ditaklukkan. Jeram-jeram yang dimiliki masuk kategori 2 sampai dengan 3, artinya memiliki tingkatan bahaya yang rendah. Sehingga rafting di Elo cukup ramah bagi pemula, bahkan bagi yang belum pernah melakukan arung jeram sekalipun. Anda bisa mengajak keluarga, termasuk anak berumur minimal 7 tahun.
            Sebelum berarung jeram, para pemandu atau skipper dari operator rafting yang Anda pilih akan mempersiapkan segalanya.  Sebelum naik perahu peserta diberikan briefing singkat tentang cara menggunakan perlengkapan mulai dari helm, rompi pelampung serta cara menggunakan dayung. Peserta wajib melapor kepada pihak operator apabila menderita penyakit khusus, seperti asma, jantung dan sebagainya. Peserta tidak diperkenankan membawa peralatan lain, kecuali obat atau barang penting setelah mendapat izin dari pemandu. Untuk barang-barang tersebut, pihak operator telah menyediakan drybag, yaitu sebuah tas anti air. Semua operator arung jeram memulai rute dari bawah jembatan Blondo yang juga merupakan starting point.  Satu perahu  dapat diisi oleh 4-6 orang dewasa dan satu pemandu, jika ada anak-anak maka akan disesuaikan dengan berat tubuh serta keseimbangan perahu.
            Anda akan merasakan sensasi keseruan saat menyusuri sungai dengan jarak 12 kilometer, dan waktu yang dibutuhkan untuk pengarungan sekitar 2,5-3 jam. Sungai Elo sendiri merupakan anak sungai Progo yang berkarakter penampang sungai sempit dengan debit air cukup stabil sepanjang tahun. Sepanjang jalur sungai pada trip ini, didominasi air tenang atau flat, namun beberapa jeram cukup mampu menggoncang perahu.
            Selain track yang panjang, sungai ini mempunyai tingkat keekstreman arus aliran sungai yang berbeda-beda. Di sisi lain, Anda juga dapat menikmati keindahan panorama di sekelilingnya  berupa pepohonan di kanan kiri yang menghadirkan suasana adem. Selain itu aliran-aliran air kecil yang mengalir di dinding tebing bukit sekitar sungai, menambah asri suasana di sekitar sungai. Setelah perahu karet mulai berjalan, Anda bisa melihat beragam satwa yang ada di sekitar sungai, seperti burung, bebek dan jika Anda beruntung ikan sebesar telapak tangan manusia kadang terlihat melompat ke permukaan air, dan bisa masuk ke perahu karet.  Anda juga dapat berinteraksi dengan penduduk sekitar yang sedang memancing di pinggir sungai. Saat kail mereka disambar ikan bisa menjadi pemandangan yang menarik.  
            Saat Anda memilih rafting pada sore hari, cahaya matahari yang mulai menguning, menembus celah dahan pepohonan dan menerpa dinding-dinding tebing di sekitar lokasi sungai, menjadi pemandangan yang eksotis.

Permainan Jeram

Memasuki lokasi-lokasi ‘’ekstrem’’ di sungai Elo menghadirkan pengalaman tersendiri. Arus air yang deras dengan batuan-batuan yang besar akan membuat perahu karet tergoncang dan membuat Anda akan merasakan sensasi wahana air yang menyenangkan. Gelak tawa dan ekspresi riang dari para pengunjung akan terlihat dan menambah keseruan saat melewati jeram yang deras dan perahu sengaja ditabrakkan ke batu besar atau tebing sungai oleh skipper.



            Jeram pertama yang Anda lalui setelah melewati starting point adalah jeram Sesek. Air beriak yang cukup panjang ini lumayan menggoyang-goyang perahu karet yang awalnya tenang. Ini merupakan jeram selamat datang, yang artinya masih ada banyak jeram yang menanti di sepanjang sungai Elo. Ada sekitar 5 jeram di sungai Elo yang terbilang menantang adrenalin bagi pemula. Mengarungi jeram-jeram tersebut bisa dibilang sebagai pemanasan atau pengenalan bagi peserta sebelum mencoba arung jeram di sungai Progo. Di jeram-jeram ini, biasanya perahu terjebak di antara bebatuan sehingga perahu berhenti tak bisa berjalan. Di sini peserta rafting bisa mempelajari bagaimana melepaskan perahu jika terjebak pada bebatuan, mengarahkan perahu, dan sebagainya. Kondisi medan yang tergolong aman bagi pemula memungkinkan bagi peserta mendapat arahan dari pemandu secara santai.
            Selain memberikan pelajaran tentang bagaimana mengatasi perahu yang terjebak di bebatuan, pemandu arung jeram biasanya akan mengajak Anda melakukan permainan air atau ‘’mengerjai’’ peserta. Kondisi air sungai Elo pada musim kemarau yang nampak jernih dan berarus tenang memang cukup ideal untuk melakukan berbagai permainan air. Salah satu yang asyik adalah permainan flip plop atau putar perahu. Pada permainan ini,  empat orang yang berada di bagian belakang diminta berdiri di atas perahu dan dua orang lagi mendayung perahu sehingga perahu tersebut memutar. Karena tidak mampu menjaga keseimbangan, akhirnya peserta yang berdiri jatuh ke air.
            Ada juga permainan spinning atau sekadar berenang menikmati dinginnya air kali dan menikmati manfaat pelampung arung jeram. Renang jeram berbeda dengan berenang di kolam renang atau di laut karena memiliki gerakan tertentu. Posisi  badan di air, terlentang dengan kaki berada di depan seperti sedang mengayuh sepeda. Gerakan ini berfungsi untuk menjaga tubuh supaya bisa tahu di mana ada batu atau benda lainnya sehingga tidak terantuk kepala terlebih dahulu.


            Setelah selesai mengarungi beberapa jeram serta beberapa manuver permainan, pengarungan pun  dilanjutkan. Jeram-jeram berikutnya tak kalah seru. Apalagi ketika perahu sengaja dibalikkan oleh skipper dan peserta tersebur ke sungai.  Tak jauh dari tempat perahu dibalikkan, ternyata ruas sungai menyempit. Di penyempitan ini arus tidak terlalu deras, dan Anda akan merasakan sensasi seolah menyusuri Green Canyon versi Elo.
Di tengah perjalanan atau sekitar 8 kilometer jarak yang telah ditempuh,  Anda akan diajak berhenti sejenak untuk berhenti di pos peristirahatan. Anda bisa menikmati kelapa muda atau wedang jahe serta snack tradisional sebagai pelepas lelah dan dahaga. Setelah cukup beristirahat, Anda kembali melanjutkan perjalanan.
            Mendekati finish point di jembatan Mungkid, ada satu hal menarik yang bisa Anda temui. Di  antara bebatuan besar yang ada di pinggir sungai, ada satu batu unik. Pada batu tersebut, sebuah jejak besar terlihat. Konon, itu adalah tapak Buddha. Ternyata setelah rafting selesai dan kembali ke meeting point, tapak Buddha itu bukan hal yang aneh. Karena batu bertapak kaki tersebut berada tepat di belakang Vihara Buddha Mendut.
Berapa biaya yang harus Anda keluarkan untuk bisa menikmati wisata petualangan ini? Biaya yang dipatok akan disesuaikan dengan paket trip yang disediakan serta jarak tempuh yang akan diambil. Mulai dari Rp.750.000 hingga Rp.1.500.000 untuk 6 orang. Biaya tersebut meliputi semua peralatan dan paket konsumsi

1 komentar: