Jumat, 24 Juli 2015

National Heritage Site Kuala Lumpur


Mengeksplorasi Jejak Sejarah
di National Heritage Site Kuala Lumpur


            DI Kuala Lumpur, Anda bisa berwisata sejarah dengan mengunjungi National Heritage Site.  Situs ini merupakan kawasan titik temu  dari National Music Museum, National Textile Museum, kantor pemerintahan, Sultan Abdul Samad building, Kuala Lumpur City Library, Dataran Merdeka, Royal Selangor Club dan  The Cathedral of St. Mary, dan juga beberapa tempat lainnya. Lokasi National Heritage Site mudah dijangkau  dengan naik mobil, ataupun menggunakan LRT (Light Rapid Transit), turun di stasiun terdekat yaitu stasiun Pasar Seni. Dari stasiun tersebut Anda bisa berjalan kaki ke arah pusat souvenir Central Market dan Kesturi Walk. Di ujung jalan Kesturi Walk, belok kiri dan berjalan lurus, Anda bisa menemukan lokasi National Heritage Site ini.
            Jika sempat kunjungilah kawasan ini dua kali, saat siang dan malam hari. Karena tempat ini dikelilingi bangunan-bangunan kuna yang indah, terawat dan terdapat taman-taman memikat mata. Pada siang hari, Anda bisa mengamati dengan detail sekeliling kawasan. Sedang pada malam hari, Anda akan menyaksikan tempat ini berpendaran cahaya keemasan: cantik, artistik dan eksotis.
            Pertama kali yang harus Anda kunjungi saat berada di kawasan  ini adalah Kuala Lumpur City Gallery (KLCG).  Didirikan pada tahun 1989, KLCG merupakan bangunan baru di antara gedung-gedung kuna yang ada di situs heritage ini. Bangunan ini awalnya bernama “Memorial Library”.  Di depan KLCG atau sebelum masuk galeri, kita akan menemukan sebuah spot foto menarik yang menampilkan huruf raksasa “I Love KL”. Banyak turis yang antre untuk berfoto di sini.


            Masuk ke KLCG, Anda tak dipungut biaya. Galeri ini memuat semua informasi terkait Kuala Lumpur, baik tempat wisata, transportasi, dan juga informasi-informasi penting  lainnya. Disediakan berbagai brosur wisata yang berada di Malaysia. Masuk lebih ke dalam lagi, sebuah miniatur masjid Jamek terpajang dengan cantik. Di belakangnya terdapat informasi kawasan wisata sejarah  dari Kuala Lumpur. Di sini Anda juga bisa memesan tiket berbagai atraksi menarik di Kuala Lumpur.


            Di tempat ini, Anda juga bisa melihat transformasi Kuala Lumpur dari masa ke masa melalui atraksi Spectacular City Model Show (SCMS). Tiket untuk menyaksikan SCMS  seharga 5 RM/ per orang atau sekitar Rp 15 ribu.  Untuk bisa menyaksikan SCMS, Anda akan diajak  ke lantai dua dan memasuki sebuah ruangan besar yang di tengah-tengahnya terdapat maket keseluruhan kota Kuala Lumpur. Maket tersebut tampak begitu nyata. Di sini pengunjung bisa melihat video perjalanan tahap demi tahap kemajuan ibukota negara Malaysia ini. Dan, di atas maket, lampu-lampu sorot dimainkan begitu menarik. Pengunjung diperbolehkan untuk mengambil foto dan video, namun dilarang menggunakan flash. SCMS hanya berlangsung sekitar 5-7 menit, namun cukup menarik.


            
Oh iya, Anda jangan membuang tiket masuk SCMS karena dapat berfungsi juga sebagai voucher senilai 5 RM yang bisa digunakan untuk membeli souvenir Kuala Lumpur, yang dijual di ARCH (Official souvenir of Kuala Lumpur). Jadi, ketika ingin membeli souvenir seharga 10 RM, Anda hanya perlu membayar 5 RM dengan menyerahkan tiket masuk SCMS tadi.

Tiang Bendera 100 Meter

Setelah mendapatkan banyak informasi tentang Kuala Lumpur di KLCG, Anda bisa meneruskan perjalanan menuju area Dataran Merdeka atau Merdeka Square, atau dinamakan juga Sempena.  Apa keistimewaan Dataran Merdeka?  Lapangan yang terletak di antara Royal Selangor Club dan Gedung Sultan Abdul Samad ini merupakan kawasan bersejarah. Di sini Anda bisa melihat tiang bendera setinggi 100 meter, tertinggi di dunia. 




Di tempat ini  pertama kali bendera federasi Malaya dikibarkan,dan bendera Union Jack diturunkan pada 31 Agustus 1957, yang menandakan tamatnya zaman penjajahan Inggris di Malaysia. Pada saat itu, Perdana Menteri pertama Malaysia, Tunku Abdul Rahman memimpin ribuan warga Malaysia meneriakkan kata ‘’merdeka’’, sebagai isyarat kemerdekaan Malaysia. Di Dataran Merdeka ini juga terdapat Victoria Fountain, air mancur yang akan terlihat berpendaran warna pada saat malam hari.





            Namun, meski merupakan kawasan bersejarah, nama Dataran Merdeka baru pertama kali diperkenalkan pada 1 Januari 1990 karena pada waktu itu pemerintah Malaysia mencanangkan program ‘’Visit Malaysia 1990’’. Sebelum dikenal sebagai Dataran Merdeka, daerah tersebut dikenal sebagai Selangor Club Padang, tempat bermain olahraga asal Inggris, cricket. Sekarang ini, Dataran Merdeka digunakan sebagai area publik dan tempat untuk menyelenggarakan acara-acara kenegaraan, misalnya parade merdeka yang diadakan setahun sekali dalam rangka memperingati kemerdekaan Malaysia.
            Dataran Merdeka dikelilingi oleh beberapa bangunan peninggalan kolonial Inggris yang masih berdiri dengan tegak, terawat, dan memesona,  meski gedung-gedung pencakar langit berdiri satu persatu berdiri di sekitarnya. Ada gedung Sultan Abdul Samad, bangunan yang selesai dibangun pada tahun 1897 dengan gaya Mughal/Moorish rancangan A.C. Norman. Pada awalnya gedung ini dibangun sebagai  kantor pemerintahan baru, kantor departemen pekerjaan umum, kantor survei, kantor bendahara, kantor pos dan telegraf, dan beberapa departemen pemerintah Federal Malaysia. Jika dilihat dari luar, gedung tersebut dibangun dengan menggunakan batu bata merah, dan yang berwarna putih gading adalah batu bata yang diplester. Pada tower bagian tengah gedung ini, terdapat jam yang pertama kali berbunyi pada saat parade perayaan ulang tahun Ratu Victoria di tahun 1897.


         



Di sebelah kiri gedung Sulthan Abdul Samad, ada gedung National History Museum atau Muzium Serajah Nasional, yang dulunya merupakan sebuah bank komersial pada tahun 1910. Baru pada tahun 1966 gedung ini difungsikan sebagai museum nasional. Anda bisa masuk ke museum yang menyimpan berbagai macam koleksi benda bersejarah. Tapi sekarang koleksi-koleksi tersebut tidak lagi berada di sana melainkan di Museum Negara.


Bangunan lainnya adalah Royal Selangor Club yang dibangun pada tahun 1884 dengan arsitek A.C. Norman), dan dipugar pada tahun 1910  yang diarsiteki A.B. Hubback. Awalnya Royal Selangor Club hanya berupa bangunan kayu dengan “attap roofs”. Kemudian di desain ulang dengan “Tudoe Style”. Club house yang terkenal dengan sebutan “The Spotted Dog” ini merupakan tempat pertemuan utama kaum kolonial Inggris dan tempat untuk berkegiatan sosial. Pertandingan cricket diadakan secara rutin di halaman klab yang awalnya dikhususkan untuk pria ini. Pada tahun 1984, pada perayaan gedung yang ke seratus tahun, Sultan Selangor menobatkan status “Royal” atas bangunan ini.


            Jika belum lelah menelusuri area National Heritage Sites, Anda bisa meneruskan perjalanan ke National Textiles Museum yang dibangun pada tahun  1905  dengan arsiteknya A.B. Hubback. Anda bisa dengan mudah menemukan museum tekstil ini karena dibangun sejajar dengan kantor pemerintahan yang bergaya islami, warna merah dan putih berselang-seling pada gedung ini menjadi penanda utama dari gedung lainnya. Awalnya gedung ini dibangun sebagai “FMS Railway Headquarters”, kemudian dijadikan kantor departemen pekerjaan umum Selangor dan disesuaikan dengan gedung pemerintahan lainnya di barisan yang sama. Bangunan bergaya Moghul ini difungsikan sebagai museum tekstil nasional  berisi pakaian tradisional Malaysia dan berbagai pakaian dari zaman dulu hingga saat ini.


            

Meskipun Anda bukan penggemar sejarah, Anda tak akan bosan berkeliling di kawasan ini.  Selain bisa belajar sejarah Anda bisa berfoto-foto di lapangan yang luas ini, atau berlatarbelakang gedung zaman kolonial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar