Selasa, 01 Maret 2016

Kota Tua Ampenan Mataram

CERITA TENTANG KOTA TUA AMPENAN


            Dari Makam Loang Baloq, Anda bisa mampir ke Kota Tua Ampenan yang berada di bagian barat pulau Lombok dan berbatasan langsung dengan Selat Lombok, selat yang memisahkan antara Pulau Lombok dan Pulau Bali. Karena lokasi dari kecamatan Ampenan yang tak jauh dari pusat kota Mataram, membuat akses menuju Kota Tua Ampenan tidak sulit untuk ditemukan, baik menggunakan kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jika anda berada di Bandara Selaparang, maka jaraknya sangat dekat, karena bandara tersebut berada di kawasan Ampenan Utara.


            Ampenan dalam bahasa Sasak berati amben alias tempat singgah. Sesuai dengan namanya, Ampenan merupakan kawasan yang oleh Belanda dikembangkan menjadi pelabuhan untuk menyaingi dominasi kerajaan-kerajaan di Bali. Kota ini dahulunya pernah menjadi salah satu pusat kota di Lombok. Kini, Ampenan menjadi sebuah kecamatan di Mataram.


            Kota Tua  ini memiliki cerita sejarah yang penting, tak hanya bagi Mataram, tetapi juga sejarah penting bagi Pulau Lombok dan wilayah sekitarnya. Pelabuhan Ampenan mulai dikembangkan sejak tahun 1800 serta menjadi kota penting dan menjadi pusat perdagangan di Lombok pada tahun 1948-1950. Sayang, karena besarnya gelombang laut di Selat Lombok, membuat dermaga ini terpaksa ditutup pada tahun 1970 dan berpindah ke Pelabuhan Lembar. Seiring berjalannya waktu, wilayah Ampenan mulai sepi dan jauh dari kesibukan. Namun, sampai saat ini, arsitektur bangunan tua era kolonial sebagian masih ada.


Sebagai kota pelabuhan, beragam etnis tinggal berdampingan di sini, seperti China, Melayu, Arab, dan Bugis. Hal ini masih dapat terlihat hingga kini jika menyusuri beberapa ruas jalan di Ampenan. Di Jalan Yos Sudarso, misalnya, toko milik etnis Tionghoa berderet di satu sisi jalan, sedangkan toko milik etnis Arab berada di sisi jalan lainnya. 

            Untuk memulai wisata, biasanya, para wisatawan mengawalinya dari simpang lima dekat jalan Yos Sudarso. Dari simpang ini, anda sudah bisa melihat bangunan tua bertingkat yang kental dengan arsitektur Belanda. Salah satu area yang menjadi minat pengunjung adalah wilayah bekas dermaga. Ketika anda memasuki wilayah bekas dermaga ini, anda masih bisa menemukan sisa reruntuhan dari dermaga tersebut. Saat ini, sisa dermaga tersebut digunakan sebagai lokasi memancing bagi masyarakat lokal maupun wisatawan yang ingin menikmati suasana menunggu sunset yang indah.  bangunan kuna dipulas dengan cat berwarna-warni sehingga menghadirkan gaya art deco.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar